Tenang, Atlet eSports Itu Enggak Ada 'Matinya'
- MediaPost
VIVA – Gaming yang saat ini sudah menjadi olahraga dan menciptakan banyak atlet di dalamnya. Namun berbeda dengan olahraga lain, belum ada kapan seseorang bisa pensiun jadi atlet eSports.
"Karena kan ini memang bukan seperti esports bukan seperti olahraga pada umumnya ya, memang biasanya nanti di usia 30 tahun ada secara koordinasi sudah lebih cooling down seperti olahraga-olahraga lainnya," kata Managing Director Onic Esports, Chandra Wijaya di Jakarta, Selasa malam, 6 Agustus 2019.
Ia mengatakan untuk orang yang berkecimpung di dunia eSports bukan hanya menjadi pemain saja. Tapi juga bisa jadi entertainment termasuk content creator. Hal itu juga yang sangat didukung oleh pihak Onic jika ada pemainnya ingin memilih jalur lain di luar menjadi atlet.
"Thats why, anak-anak di Onic Esports itu tidak hanya jadi pemain turnamen saja tapi juga bangun personality-nya, bangun konten sehingga juga bisa tabungan masa depan," jelasnya.
Onic memiliki sekitar 20 pemain yang rata-rata berusia 17 hingga 20 tahun. Untuk mengasah profesional di usia muda, Chandra mengatakan kunci suksesnya memiliki good leadership dan management.
Ia pun mencontohkan manajemen memiliki peran penting membawa timnya untuk memiliki ritme dan culture yang baik. Sedangkan untuk membangun tim menurutnya adalah soal chemistry.
"Salah satu kunci untuk membentuk satu tim itu, kemampuan bermain itu bukan yang sangat utama tapi chemistry di antara atlet eSports. Kalau tim Mobile Legends sendiri itu memang chemistry-nya sangat kuat, hampir tidak pernah berantem yang tidak berarti di real life," kata Chandra.