Menkominfo Rudiantara Sentil Platform Media Sosial
- VIVA.co.id/Novina Putri Bestari
VIVA – Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, meminta kepada seluruh platform media sosial dan video file sharing agar mengaktifkan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan pembelajaran mesin (machine learning/ML) untuk melakukan penyaringan konten.
Hal ini yang seharusnya dilakukan oleh Facebook, Google, Instagram hingga YouTube. "Seharusnya mereka bisa mengaktifkan penyaringan menggunakan keyword atau kata kunci yang sudah diberikan pemerintah. Jadi bisa meminimalisir risiko," kata Rudiantara di Jakarta, Jumat, 26 Juli 2019.
Rudiantara mengaku sudah menghubungi Google untuk melakukan rating. Menurutnya, rating memiliki manfaat untuk membedakan jenis konten serta kategorinya bisa berdasarkan usia. Permintaan ini berkaitan dengan isu seorang YouTuber Kimberly Khoe atau Kimi Hime.
"Kita minta aktifkan. Jangan nanti pemerintah terus berhadapan dengan rakyatnya sendiri. Platform harus punya solusi. Ini sudah kita bahas saat Christchurch Call to Action Summit. Pembahasannya tentang terorisme dan radikalisme di media sosial," ujar dia.
Pria yang biasa disapa Chief RA juga meminta bantuan masyarakat untuk meminta platform mengaktifkan AI dan ML, sehingga saat ada postingan yang tidak sesuai maka platform yang akan memblokir tidak sampai meresahkan masyarakat.
Kimi Hime disebut Rudiantara memiliki ratusan konten. Namun, video yang memiliki muatan vulgar barulah dibuat beberapa bulan belakangan ini. Seharusnya, Kimi Hime tahu bahwa salurannya berpotensi dilihat anak di bawah umur.
"Kontennya ada ratusan. Seharusnya diberi tag kalau ini untuk usia 18 tahun ke atas. Kan, ada Peraturan Menkominfo Nomor 11 Tahun 2016 tentang Klasifikasi Permainan Interaktif Elektronik. Kita kembalilah pada nilai-nilai moral," jelas Rudiantara.