Gumuk Pasir Bisa Antisipasi Tsunami, Jangan Ditambang
- ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
VIVA – Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Eko Yulianto, menemukan ada ancaman tsunami di Pantai Selatan Jawa. Ia sedang melakukan penelitian di sejumlah wilayah dan terdapat temuan yang menarik.
"Endapan dari tsunami purba mengkonfirmasi bahwa di Pantai Selatan Jawa ada ancaman tsunami. Di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, endapan saya temukan pada jarak 1,5 km hingga 2 km dari pantai," katanya di Gedung LIPI Jakarta, Kamis, 25 Juli 2019.
Ancaman ini ada di depan mata, sehingga ia menyarankan untuk berhati-hati dalam melakukan sesuatu dan mempertimbangkan tinggi rendahnya risiko. Di Pantai Selatan Jawa terdapat gumuk-gumuk pasir yang tingginya bisa mencapai lima hingga 10 meter.
Gumuk pasir sendiri memiliki fungsi menahan laju gelombang pantai. Tapi sayangnya, banyak yang memanfaatkannya untuk penambangan, guna diambil pasir besinya. Padahal gumuk pasir harus dilestarikan.
"Kalau memahami itu kita akan berpikir ulang sebelum melakukan penambangan, apakah jika saya menambang keuntungannya akan lebih besar, atau lebih besar lagi biaya yang harus saya bayar akibat dari penambangan," ujar Eko.
Di Jepang yang tidak memiliki gumuk pasir, mereka membangun tembok laut setinggi 10 meter. Namun ternyata gagal pada tsunami 2011, karena tidak kuat menahan hantaman air laut. Oleh sebab itu, masyarakat seharusnya tidak melakukan penambangan di gumuk pasir.
"Makanya, harus ada upaya pemberdayaan atau penguatan kompetisi sumber daya manusia di pemerintah daerah sehingga cara pandang tidak lagi parsial. Bisa memiliki pilihan yang luas dalam mengambil keputusan," tutur Eko.