6 Alasan Umum Seseorang Terjebak Narkoba, Salah Satunya Kesepian

Nunung Srimulat
Sumber :
  • pesbukers-ANTV

VIVA – Ditangkapnya komedian Nunung Srimulat dan aktor Jefri Nichol karena narkoba membuat publik di Indonesia terkejut. Usut punya usut, dibandingkan Jefri, Nunung yang sering menghiasi layar kaca puluhan tahun menjadi penikmat barang haram. 

2.077 Kasus Narkoba Ditangani Polda Jateng Sepanjang 2024, Naik 6 Persen dari Tahun Sebelumnya

Terlepas dari kasus Nunung dan Jefri, dari sudut pandang ilmiah, apa yang menyebabkan seseorang menyalahgunakan obat terlarang, termasuk ketika kemudian menjadi kecanduan? Jawabannya ada beberapa faktor. Shahram Heshmat Ph.D menulis di Psychology Today sejumlah faktor yang mendorong tingginya penggunaan narkoba. 

Apa saja? Berikut ini seperti dilansir pada Rabu, 24 Juli 2019.

Kasus Pemerasan Penonton DWP Asal Malaysia, Kasubdit hingga Kasat Narkoba Dimutasi

1. Kerentanan Genetik
Interaksi antara genetika seseorang dan lingkungan sosial dapat menjelaskan mengapa beberapa orang menjadi kecanduan dan beberapa tidak (Kreek dkk., 2005). Misalnya, karena kerentanan genetik, anak-anak pecandu alkohol berisiko lebih tinggi bermasalah dengan alkohol di masa depan, dan banyak dari anak-anak ini menunjukkan tingkat impulsif yang tinggi.

2. Budaya
Nilai yang melekat pada seseorang untuk menggunakan narkoba sangat dipengaruhi oleh komunitas di mana orang tersebut tinggal (Wilson, 2005). Norma sosial membantu untuk menentukan keadaan di mana minuman itu layak dan berapa banyak alkohol yang harus dikonsumsi.

Penyelundupan 6 Kg Sabu-sabu dari Malaysia Digagalkan Polres Asahan

3. Insentif Keuangan
Bukti menunjukkan bahwa orang akan berhenti menggunakan sesuatu ketika biayanya menjadi terlalu tinggi (Dalrymple, 2006). Banyak negara bagian yang memiliki tingkat merokok terendah adalah mereka yang paling agresif tentang undang-undang merokok di dalam ruangan dan tentang pajak negara yang menaikkan biaya rokok. Secara umum, ketika harga rokok naik, orang merokok lebih sedikit.

4. Kepribadian
Impulsif adalah sifat kepribadian yang sering diidentifikasi sebagai faktor risiko penyalahgunaan alkohol dan zat (MacKillop, 2016). 

5. Pengobatan Mandiri
Teori kecanduan obat-obatan sendiri menunjukkan bahwa rasa sakit adalah jantung dari gangguan kecanduan (Khantzian, 2012). 

Alkohol sering digunakan sebagai cara mengatasi kecemasan sosial. Minum menghilangkan, setidaknya untuk sementara, stres dan kecemasan. Mate (2010) mengemukakan bahwa perilaku adiktif pada akhirnya didorong oleh keengganan seseorang merasakan dan mengalami rasa sakit, frustrasi, ketakutan, dan semua emosi negatif yang merupakan bagian dari menjadi manusia.

Sebaliknya, mereka memilih jalan pintas kimiawi untuk menghindari emosi itu — dan akhirnya terjebak kecanduan. 

6. Kesepian
Pecandu umumnya kurang memiliki kontak dengan manusia yang positif untuk mempertahankan kebahagiaan, dan mereka menggunakan asupan obat sebagai pelariannya. 

Perasaan terisolasi adalah sumber utama ketidakbahagiaan. Pengalaman kesepian itu menyakitkan. Itulah sebabnya kita terkadang melahap ke es krim atau makanan berlemak lainnya ketika kita duduk di rumah merasa sendirian di dunia. 

Masalah kesepian ini telah bermanifestasi dalam penyalahgunaan alkohol, narkoba, gangguan makan, dan bahkan bunuh diri. 

Hipotesis kontrol sosial menunjukkan bahwa tidak adanya teman dan keluarga yang peduli, membuat orang mengabaikan diri mereka sendiri dan menikmati perilaku yang merusak kesehatan, seperti makan makanan yang tidak sehat dan tidak berolahraga.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya