Studi: Medsos dan TV Bikin Parah Depresi, Video Game Malah Enggak
- U-Report
VIVA – Isu tentang keterkaitan depresi dan media sosial sudah mengemuka ke publik sejak lama. Namun baru-baru ini ada penelitian yang kembali mengangkat topik tersebut.Â
Melansir Newatlas, Selasa, 16 Juli 2019, sebuah studi baru yang melibatkan hampir 4.000 ribu remaja di Kanada selama beberapa tahun, telah melacak hubungan antara penggunaan waktu layar (screen time) dan depresi. Rentang usia responden adalah 12-16 tahun dengan 47 persen adalah perempuan, sisanya laki-laki.
Penelitian ini mengkategorikan empat jenis screen time, yaitu media sosial, televisi, permainan video, dan komputer.Â
Hasil studi menemukan, meningkatnya penggunaan media sosial dan menonton televisi terkait dengan memburuknya depresi remaja. Semakin banyak waktu yang dihabiskan di media sosial dan menonton televisi, semakin parah gejala depresinya.Â
Akan tetapi, penelitian tidak melihat peningkatan depresi yang sama pada penggunaan video game dan komputer.Â
Para peneliti berhipotesis alasan media sosial dan televisi berpotensi lebih merusak kesehatan mental adalah bahwa platform tersebut lebih menggambarkan versi ideal remaja dan dewasa, tidak seperti gambaran abstrak yang terlihat dalam video game.
"Media sosial dan televisi adalah bentuk media yang sering mengekspos remaja terhadap gambar orang lain dalam situasi yang lebih makmur, seperti yang memiliki tubuh 'sempurna' dan gaya hidup yang lebih menarik atau kaya," jelas penulis utama studi tersebut, Elroy Boers.
Lebih lengkap tentang penelitian ini diterbitkan di laman JAMA Pediatrics, pada 15 Juli 2019. Para peneliti merupakan ilmuwan dari CHU Sainte-Justine dan Universite de Montreal.Â
Pada akhirnya, peneliti tetap menegaskan perlunya studi di masa depan untuk mendapatkan hasil lebih rinci tentang screen time. (ann)