Bisakah Go-Pay Mengudara ke Vietnam?
- wartaekonomi
Anak perusahaan Gojek, Go-Viet mempercepat rekrutmen para petinggi demi bisa meluncurkan di Vietnam. Mengingat para pesaing telah meluncurkan layanan pembayaran elektronik, hal itu jadi langkah penting bagi kemajuan bisnis Go-Viet.
Country Director Go-Viet, Christy Le, mem-posting beberapa iklan pekerjaan di akun Facebook-nya. Salah satunya, posisi sebagai Kepala Bidang Hukum dan Kepala Pengembangan Bisnis untuk Go-Pay.
Melansir KrAsia (9/7/2019), Go-Viet jadi satu-satunya layanan berbagi tumpangan yang belum menyediakan metode pembayaran nontunai untuk layanannya.
Dari segi kompetitor, telah bermitra dengan dompet elektronik lokal bernama Moca. Pun begitu dengan pesaing lain, seperti yang memiliki NextPay, gabungan dari mPOS dan VIMO. Sementara MyGo mempunyai ViettelPay dan Be sudah bermitra dengan VPBank.
Penyedia uang elektronik Vietnam harus menavigasi lingkungan peraturan yang rumit, sebab Bank Negara Vietnam memperketat aturan terhadap layanan berbagi tumpangan baru-baru ini. Hal itu dilakukan untuk mengontrol pasar yang telah dipenuhi oleh 30 penyedia layanan pembayaran pihak ketiga. Salah satu opsi untuk Go-Viet, mengambil langkah seperti Grab: bekerja sama dengan uang elektronik lokal.
Di Indonesia, Go-Jek memperoleh lisensi uang elektronik dengan mengakuisisi perusahaan yang telah mendapatkan lisensi sebelum peraturannya diperketat. Bahkan, Go-Pay kini jadi salah satu penyedia uang elektronik terbesar di Tanah Air.
Ambisi Go-Viet untuk memperluas bisnis juga dihadang oleh kerikil dalam masalah kepemimpinan. Mantan CEO Go-Viet, Nguyen Vu Duc dan Wakil Direktur Jenderal, Nguyen Bao Linh mengundurkan diri dari perusahaan pada April 2019.
Go-Viet kemudian menyatakan, keduanya masih bekerja sebagai penasehat bagi Go-Viet dan Go-Jek. Christy Le, mantan CEO Facebook Vietnam, kemudian menduduki posisi sebagai pemimpin perusahaan.
Sayangnya, Go-Jek belum berkomentar mengenai strategi peluncuran uang elektroniknya di Vietnam.