Ribuan Aplikasi Nakal Diam-diam 'Nyolong' Data
- U-Report
VIVA – Ribuan aplikasi dilaporkan mengumpulkan data pribadi dari ponsel tanpa izin. Tindakan ini bisa disebut pencurian.
Melansir dari Independent, Selasa, 9 Juli 2019, sebuah penelitian dari International Computer Science Institute di California mengungkap setidaknya ada 1.325 aplikasi Android yang tersedia secara sah di Google Play Store, dapat melacak orang secara diam-diam.
Aplikasi-aplikasi nakal tersebut dikatakan memiliki solusi tersembunyi untuk mem-bypass atau menerobos sistem keamanan dalam sistem operasi Android.
"Penelitian kami menunjukkan sejumlah sisi rahasia yang sedang digunakan oleh aplikasi untuk menghindari sistem izin Android," kata penelitian tersebut.
Sebenarnya, hal ini bukan barang baru. Peneliti menjelaskan bahwa mereka sudah memberi tahu Google tentang masalah ini pada tahun lalu, tetapi perbaikan sepertinya tidak akan dilakukan sampai Android Q. Sistem operasi baru Android Q sendiri rumornya baru akan diluncurkan pada Agustus mendatang.
Penelitian ini dipresentasikan di PrivacyCon Komisi Perdagangan Federal AS. Ada pun daftar lengkap 1.325 aplikasi yang mengganggu privasi pengguna itu akan dipaparkan pada Agustus.
Namun, mereka memberikan salah satu contoh aplikasi pengeditan foto Shutterfly, yang diduga mengumpulkan koordinat GPS dari ponsel pengguna, terlepas dari apakah pengguna setuju untuk berbagi data lokasi mereka.
Shutterfly sendiri mengklaim hanya mengumpulkan data dengan izin penggunanya.
"Seperti banyak layanan foto, Shutterfly menggunakan data ini untuk meningkatkan pengalaman pengguna dengan fitur-fitur seperti kategorisasi dan saran produk yang dipersonalisasi, semua sesuai dengan kebijakan privasi Shutterfly, serta perjanjian pengembang Android," bunyi pernyataannya. (ann)