Orang Indonesia Malas Backup Data
- U-Report
VIVA – Orang Indonesia dinilai malas menyalin (backup) data di perangkat seperti ponsel pintar atau smartphone, meskipun mereka sadar kalau itu sangat penting dilakukan.
Pernyataan ini berasal dari penelitian yang dilakukan perusahaan riset pemasaran Deka bersama Western Digital.
Menurut riset yang berjudul Indonesia Consumer Mobile Habit and Data Management Survey tersebut, ada sekitar 81 persen atau sekitar 900 dari 1.120 responden yang sadar pentingnya backup data.
Riset dilakukan di enam kota besar di Indonesia yaitu Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Makassar, dan Yogyakarta.
"Mereka sebenarnya tahu backup data itu penting. Tapi, ya itu tadi, yang melakukannya masih jarang," kata Direktur Riset Deka, Mamik S. Leonardo, di Jakarta, Senin, 8 Juli 2019.
Dari hasil riset itu hanya 30 persen responden melakukan backup daya lebih dari satu kali dalam tiga bulan. Sedangkan, 16 persen mengaku melakukan backup data kurang dari satu kali satu bulan, dan 20 persen hanya satu kali satu bulan.
"Ada juga yang melakukannya dua hingga tiga kali dalam satu bulan yang masing-masing persentasenya 6 persen dan 17 persen. Karena, kan, kita enggak tahu dalam satu bulan itu ada apa di dalam smartphone kita," ungkapnya.
Sementara itu, Distribution Sales Manager Western Digital, Veronica Lim, mengaku Indonesia merupakan pasar menjanjikan untuk perangkat mobile, salah satunya smartphone.
Perangkat ini dimiliki bukan hanya untuk keinginan tapi kebutuhan untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Ia juga ingin memastikan bahwa konsumen bisa mengatur data dari yang dihasilkan seperti foto, video, dan file.
"Bagaimana data yang disimpan bisa di-backup, bisa disimpan, dan tentunya, secure di antara perangkat yang kita punya," papar Lim.