Tik Tok Difitnah Setor Data Pengguna ke China
- Twitter/@tiktok_japan
VIVA – Aplikasi video pendek Tik Tok membantah tuduhan pengumpulan dan penyetoran data pengguna ke China. Tudingan itu meluncur dari mulut anggota kongres asal India, Shashi Tharoor.
Dilansir dari situs Economic Times, Rabu 3 Juli 2019, saat itu Tharoor sedang bicara dalam pertemuan Zero Hour pada Senin awal pekan ini di Lok Sabha, India. Ia mengklaim ada laporan yang mengatakan pemerintah China menerima data dari Tik Tok melalui operator milik pemerintah China yakni China Telecom.Â
"Regulator di Amerika Serikat baru-baru ini memberikan denda pada aplikasi ini sebesar US$5,7 juta (Rp80,5 miliar) karena secara ilegal mengumpulkan data tentang anak-anak," kata Tharoor.Â
Dalam sebuah pernyataan, perusahaan yang berbasis di negeri Tirai Bambu itu membantah tudingan tersebut. Dalam dalihnya, Tik Tok menegaskan privasi dan keamanan pengguna merupakan prioritas utama. Perusahaan mematuhi undang-undang dan peraturan di negara mereka beroperasi.
"Tik Tok tidak beroperasi di Republik Rakyat China dan pemerintah tidak memiliki akses data pengguna Tik Tok. Kami juga tidak memiliki kemitraan dengan China Telecom," tegas perusahaan.Â
Tharoor mengatakan, data pengguna Tik Tok di India disimpan di Amerika Serikat dan Singapura, dalam data center pihak ketiga yang sudah populer di kalangan industri. Aplikasi yang dimiliki oleh ByteDance ini sudah hampir memiliki 200 juta pengguna di negara Bollywood.Â
Sebelumnya aplikasi Tik Tok pernah dikecam di beberapa negara karena karena dituding melanggar aturan negara setempat, beberapa di antaranya Tik Tok tersangkut masalah di Indonesia, India, Amerika Serikat, bahkan China. Di negaranya, Tik Tok tersandung kasus karena dianggap menghina pahlawan perang, Qiu Shaoyun.Â