Duh, Anak Racuni Orang Tuanya Gara-gara Matikan WiFi
- www.pixabay.com/Bohed
VIVA – Seorang pecandu gim, Sak Duanjan, nekat berupaya meracuni orang tuanya sendiri. Gara-garanya, orang tua memaksa pecandu gim tersebut untuk berhenti bermain permainan daring dengan cara mematikan WiFi.
Laporan yang beredar, insiden itu terjadi pada Kamis 19 Juni 2019 di kediaman pemuda tersebut, di Sisaket Thailand. Kala itu, Sak Duanjan pulang ke rumah dalam keadaan mabuk, dan setelah sampai dia bermain gim mobile dengan volume keras. Kelakuan Sak Duanjan menyebabkan orang tuanya tidak bisa tidur.
Dikutip dari laman Mirror, Senin 24 Juni 2019, ayah tiri San Duanjan, Chakri Khamruang kemudian terbangun dan mematikan WiFi agar anaknya itu tidak lagi mengganggu orang lain di rumah dengan suara gim yang ia mainkan. Namun Sak Duanjan malah mengamuk dan menghancurkan dinding rumah.
Ayahnya kemudian memukulnya dan mengatakan tidak punya pilihan lain untuk menenangkannya dari tindakan agresif. Perkelahian ayah anak itu berakhir sang anak berusaia 29 tahun itu memilih tidur. Tapi ternyata kelakuan Sak Duanjan tidak berhenti di situ saja. Sang ibu, Suban Duanjan, menemukan hal yang tidak terduga, dia menemukan pestisida yang tidak larut dalam persediaan air di rumahnya, saat ingin mengambil air untuk memasak nasi. Ia terguncang dan terkejut putranya itu mencoba membunuh suami dan dirinya.
"Saya melihat anak saya turun ke bawah dan meletakkan sesuatu di toples sekitar jam 02.00 pagi. Saya bertanya apa yang dia lakukan, tapi dia tidak menjawab dan langsung kembali ke kamarnya," katanya.
Awalnya, Suban Duanjan tidak menaruh curiga dan membiarkan anaknya tersebut. Suban tak percaya anaknya akan melakukan hal nekat tersebut.
Menurut laporan, orang tua Sak Duanjan selalu melakukan berbagai cara untuk mengatasi amarah pemuda tersebut, namun untuk kali ini mereka memutuskan menghubungi pihak berwajib.
Kepada petugas, Sak Duanjan mengaku telah memasukkan racun ke dalam air yang digunakan sebagai kebutuhan keluarga. Alasannya ia marah karena dihentikan bermain gim.
"Kami ingin petugas membawanya untuk dirawat di rumah sakit. Kami tidak ingin hidup dalam ketakutan karena bisa saja dia kembali melakukan hal ini. Dia sering bermain gim di ponsel, hal itu mungkin yang membuatnya stres," ujar Suban. (ren)