KPU Disarankan Adaptasi Fitur di Aplikasi KawalPemilu.org

Pekerja menata kotak suara pemilu berbahan baku karton usai dirakit di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Kediri, Jawa Timur, Jumat, 1 Februari 2019.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani

VIVA – Co-Founder Aplikasi KawalPemilu.org, Elina Ciptadi, membandingkan sistem yang dimiliki platformnya dengan Sistem Informasi Perhitungan Suara milik Komisi Pemilihan Umum atau Situng KPU. Ada sejumlah fitur yang dikatakan Elina, dimiliki KawalPemilu tapi tidak dimiliki oleh Situng.

Skotlandia Siap Blokir Aplikasi WhatsApp untuk Pegawai Pemerintahnya

"Perbandingan (Dokumen C1) Plano dan salinan pada satu screen, ini di Situng belum ada. Di sana, cuma pakai C1 Scan saja," kata Elina di Jakarta, Rabu malam, 29 Mei 2019.

Ia mengharapkan, KPU ke depannya bisa mengadopsi cara KawalPemilu dalam menghadirkan C1 di platform Situng.

Aplikasi Ini Ajari Kamu Bikin Jalur Sendiri

Selain itu, tombol lapor yang sudah ada di KawalPemilu juga bisa dilakukan siapapun. Nantinya, lanjut Elina, admin KawalPemilu akan melakukan pengecekan ke lokasi tempat pemungutan suara (TPS). Sejumlah bentuk kesalahan, juga sampai dilaporkan ke KPU.

"Kita punya automatic error detection (deteksi kesalahan otomatis). Tapi kan, kita enggak tahu back-end sistem KPU ada sistem seperti ini atau tidak," ujarnya.

Andal by Taspen Diluncurkan, Intip Keunggulan Layanannya Bagi Peserta

Namun, lanjut Elina, tidak menutup kemudian jika pelaporan C1 bisa dilakukan dengan kombinasi teknologi, sehingga tidak lagi menggunakan pencatatan C1 secara manual.

"Ini bisa dilakukan dengan mengunduh foto pada suatu sistem yang disiapkan penyelenggara pemilu," jelasnya.

"Jadi, mereka enggak perlu nyalin-nyalin C1 sebanyak enam lembar kali lima kotak suara. Mereka cukup foto. Selama fotonya bagus, masuk ke sistem KPU dan kemudian tabulasinya dapat dilakukan dengan teknologi," ungkap Elina.

Menurutnya, itu yang selama ini dibuktikan dari hasil kerja KawalPemilu.org. Meski begitu, Elina memandang, penghitungan secara manual masih diperlukan.

“Inilah keunikan dari pesta demokrasi Indonesia saat menggelar pemilu, di mana masyarakat hadir ke TPS untuk melihat prosesnya langsung,” papar Elina. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya