Ramai-ramai Jual P30 Pro, Setelah 'Perceraian' Huawei-Google

Logo Huawei
Sumber :
  • Instagram/@elblogdeyes

VIVA – Menyusul pengumuman mengenai berakhirnya layanan Google di ponsel Huawei, tampaknya kegelisahan melanda sejumlah pengguna. Hal ini lantaran mereka khawatir tak lagi mendapat pembaruan Android di smartphone pabrikan Tiongkok tersebut.

Diet Murah tapi Efektif? Ini Dia Makanan Penurun Berat Badan yang Bisa Anda Coba!

Meski dari pihak Android sendiri sudah mengonfirmasi bahwa pengguna di smartphone Huawei yang lama masih dapat menikmati layanan seperti Gmail dan Play Store, namun kemungkinan sejumlah pengguna tidak mendapatkan informasi itu. 

Mengupas Dominasi Teknologi Google dan Pengaruhnya terhadap Konsumen

Seperti dilaporkan Mashable, Selasa, 21 Mei 2019, terlihat di platform jual beli Carrousell, beberapa akun menjual ponsel Huawei mereka, khususnya P30 Pro yang belum lama ini dirilis. Dari yang tertera di tangkapan layar, ponsel tersebut belum lama diunggah dengan catatan waktu 12 jam lalu dan 14 jam lalu. Namun selain ada yang menjual, ada pula akun yang menawarkan bersedia membeli.

Komdigi Surati Google, Meta, hingga TikTok untuk Blokir 'Keyword' Judi Online

Adapun kabar mengenai putusnya layanan Google dengan Huawei santer diberitakan pada Senin, 20 Mei 2019. Sedangkan pengguna yang menjual ponsel Huawei itu disebutkan berasal dari Singapura dan Malaysia.

Sementara itu, pantauan di Carrousell Indonesia berbeda dengan di Singapura dan Malaysia. Di Indonesia, ketika memasukkan kata kunci Huawei P30 di platform Carrousell, unggahan yang menjual ponsel second hand merek tersebut tak sebanyak seperti di negeri tetangga. 

Hanya ada satu ponsel Huawei P30 Pro, diunggah hari ini, Selasa, 21 Mei 2019, dua jam lalu. Sisanya di-upload setidaknya tiga hari lalu, dan rata-rata bukan ponsel bekas pakai. 

Carrousell

‘Perceraian’ Google pada Huawei muncul di tengah konflik dagang antara Amerika Serikat dan China. Langkah Google itu sebagai kepatuhan atas keputusan pemerintah Amerika Serikat yang memasukkan Huawei dalam daftar hitam perusahaan lantaran isu keamanan nasional.

Huawei sendiri dikabarkan telah mengantisipasi hal tersebut, dengan mengembangkan sistem operasi sendiri sejak tujuh tahun lalu, dinamakan Hongmeng OS. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya