Masyarakat Indonesia Belum Didorong Cinta Produk Dalam Negeri
- Twitter.com/@lipiindonesia
VIVA – Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Nanang Masruchin, bercerita mengenai perbedaan peneliti di Korea Selatan dan Indonesia.
Ia mengatakan bahwa etos kerja peneliti dari negeri Ginseng itu tinggi. Salah satunya jam kerja yang lebih serta semangat untuk mengalahkan peneliti negara tetangga mereka.
"Mereka itu menjadi seorang peneliti tuntutannya karena ingin bersaing dengan Jepang, China dan Korea Utara. Makanya, mereka kerja keras banget," katanya di kantor LIPI, Jakarta, Senin, 13 Mei 2019.
Soal inovasi, peneliti lulusan Department Wood and Paper Science dari Kyungpook National University, ini mengatakan bukan hanya soal peneliti, tetapi Korea Selatan juga melibatkan masyarakat supaya menghargai dan mencintai produk dalam negara.
"Kami akui Indonesia belum ke arah sana. Tapi LIPI terus berusaha membangun budaya penelitian. Ini dimulai dari melibatkan anak-anak Lomba Karya Ilmiah Remaja sejak SD sampai SMA," tegas Nanang.
Selain itu, ia juga menuturkan Korea Selatan mengejar penelitian yang disediakan oleh pemerintah. Sistem ini membuat industri teknologinya besar. Terakhir, Nanang menegaskan adalah soal alokasi dana yang jumlahnya dua kali lipat dari sebelumnya.
"Korea Selatan mengalokasikan dana penelitian cukup besar. Usulan tersebut bisa datang dari badan atau lembaga dan universitas. Nah, Indonesia juga harus mengikuti pola seperti Korea Selatan. Intinya harus imbang saja," ungkap dia.