Mengapa Begitu Banyak Laki-laki Tidak Mampu Justru Menjadi Pemimpin?
- Getty Images
Kedua, kita harus belajar untuk mengesampingkan insting. Jangan percaya dengan insting atau perasaan dan pakai data sebelum menjatuhkan pilihan.
Jika memungkinkan, pakai data yang diambil dari tes psikometrik atau data-data yang berbasis kinerja. Jangan sampai memilih seseorang karena ia pintar memainkan politik kantor.
"Kantor atau organisasi punya banyak data. Manfaatkan. Jangan memilih seseorang karena kita suka dengannya," kata Dr Chamorro-Premuzic.
Ketiga, faktor keseimbangan gender. Tapi Dr Chamorro-Premuzic mengingatkan kepada kita untuk mengkompromikan bakat atau kualitas kepemimpinan.
"Jangan turunkan standar kemampuan bagi perempuan hanya karena kita ingin memilihnya sebagai pemimpin. Pilih dia karena memang ia mampu. Begitu juga untuk laki-laki. Naikkan standar perekrutan sehingga kita mendapatkan orang-orang yang benar-benar layak menjadi pemimpin," kata Dr Chamorro-Premuzic.
Apa perempuan bisa menjadi solusi?
Yang diangkat menjadi pemimpin adalah orang-orang yang memang punya kualitas dan rekam jejak sebagai pemimpin. - Getty Images
"Solusinya bukan semata-mata memilih perempuan sebagai pemimpin, tapi mari kita serius mengevaluasi bakat dan potensi seseorang," kata Dr Chamorro-Premuzic.