Menkominfo Rudiantara Umbar Kehebatan 'Satria' dari Satelit Lainnya
- ANTARA FOTO/ICom/AM IMF-WBG/Wisnu Widiantoro
VIVA – Pemerintah, melalui Badan Aksesbilitas Telekomunikasi dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (BAKTI Kominfo), menyiapkan Satelit Republik Indonesia (Satria) berteknologi High Throughput Satellite (HTS) yang akan selesai konstruksinya pada 2022 dan beroperasi selama 15 tahun.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menjelaskan perbedaan Satria dengan satelit lainnya yang dimiliki Indonesia.
"Kalau Satria khusus untuk memenuhi kebutuhan internet, sedang satelit lainnya untuk komunikasi dan sudah dioperasikan oleh Bank BRI, Telkom Indonesia dan PSN," kata dia Jakarta, Jumat, 3 Mei 2019.
Meski didesain khusus untuk internet, namun Satria juga bisa memenuhi kebutuhan komunikasi lewat telepon dengan menggunakan aplikasi seperti WhatsApp. Rudiantara pun menganalogikan Satria dengan satelit-satelit lainnya.
"Satelit yang lain seperti truk. Nah, truk itu bisa angkut orang, barang, dan macam-macam. Kalau Satria itu seperti bus. Hanya angkut orang sesuai dengan jumlah atau kapasitas kursi yang tersedia," jelasnya.
Ia pun mengklaim bahwa Satria adalah satelit pertama terbesar di Asia dan nomor lima di dunia, lantaram memiliki kapasitas hingga 150GB.
Dengan adanya Satria, maka bisa meningkatkan posisi Indonesia dari sisi infrastruktur. "Dari sisi kebutuhan dapat meningkatkan peringkat Indonesia dari segi infrastruktrur komunikasi, khususnya internet satelit," ungkap dia.