Naikkan Tarif Layanan, Go-Life: Apa Perlu?
- VIVA/Misrohatun Hasanah
VIVA – Head of Go-Life, Dayu Dara meyakini tarif layanan Go-Life saat ini sudah sangat baik dalam memenuhi kebutuhan para mitra mereka. Ia melihat tarif sudah sesuai dengan daya beli konsumen.
"Tarif adalah sesuatu yang pasti selalu kami monitor dan kami lihat kesesuaiannya. Apakah perlu menaikkan tarif untuk beberapa layanan. Faktor kenaikannya tidak bisa dilihat pada asuransi yang diberikan, namun lebih melihat kepada biaya yang harus dikeluarkan mitra saat melayani pelanggan," katanya kepada media usai peluncuran fitur keamanan Go-Life, di Jakarta, Jumat 3 Mei 2019.
Go-Life memastikan dampak sosial yang bisa mereka ciptakan dengan layanan mereka. Misalnya melihat produktivitas mitra, namun apakah dengan harga yang sudah ada mereka dapat mengantongi dua kali lipat upah minimum regional (UMR)Â atau malah hanya sepersekian persen.
Dara berpendapat, harga saat ini sudah kompetitif dibanding penyedia jasa offline yang menjadi bidang garapan Go-Life. Artinya untuk menaikkan tarif, kata dia, tidak bisa dengan alasan asuransi. Untuk asuransi, perusahaan memastikan proaktif memberi edukasi layanan tersebut.
"Dari layanan Go-Life, meski tidak diwajibkan memberi asuransi karena hubungannya bukan ketenagakerjaan tetapi kemitraan. Kami proaktif memberi perlindungan ke mitra yang sifatnya seperti asuransi," katanya.
Meski begitu, Go-Life bermitra dengan asuransi swasta dan BPJS. Dengan demikian, mitra yang ingin meregistrasi akan diproses sedemikian mudah, mereka tidak perlu lagi memusingkan prosesnya.
Go-Life menghargai kepada mitra yang produktif. Mereka berhak menerima asuransi secara gratis dan membuka peluang seluas-luasnya kepada siapa saja yang ingin mendapatkannya.