Menkominfo Ingin Indonesia Nambah Satelit Lagi
- VIVA/Novina Putri Bestari
VIVA – Pemerintah baru saja menandatangani Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha atau KPBU untuk pengadaan Satelit Satria. Satelit ini akan beroperasi pada 2023 dengan kapasitas capai 150 Gbps.
Penandatanganan ini tepat dengan hari ulang tahun Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara. Mendapat kejutan perayaan ulang tahunnya, Rudiantara berkeinginan menambah satelit lagi untuk koneksi di Indonesia.
Menurutnya, kapasitas 150 Gbps pada Satelit Satria masih belum mencukupi untuk internet di Indonesia.
"150 Gbps belum mencukupi kebutuhan Indonesia. Kita harus pertimbangkan kapasitas berikutnya," kata dia di Jakarta, Jumat 3 Mei 2019.
Direktur Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kominfo, Anang Latief mengatakan institusinya mengalkulasi permintaan akses mencapai 200 Gbps. Namun untuk tahapan pertamanya Satelit Satria menyediakan kapasitas 150 Mbps.
Akses internet dari satelit ini ditujukan untuk sejumlah sektor termasuk sekolah di wilayah tertinggal, terluar dan terdepan (3T). Dari 150 ribu titik, Pemerintah mencanangkan 93.400 titik untuk pendidikan.
Anang mengatakan Bakti menargetkan satu sekolah bisa mendapatkan kapasitas 30 Mbps kecepatan internetnya.
"Tapi sederhanannya enggak 150 dikali 3 ya. Ibaratnya hotel kita hitung tidak serta merta pengguna serentak datang. Ada yang pengguna di hari kerja dan libur, kita kombinasikan," ujar Anang.
Rudiantara menginginkan 150 ribu titik yang menjadi penerima akses Satelit Satria jangan hanya ada di Pulau Jawa, tapi juga disebar ke daerah lain di luar Jawa. Tujuannya untuk meratakan ekonomi di seluruh Indonesia.
"Berikan pada daerah. Ratakan pembangunan ekonomi kepada seluruh Indonesia. Jangan hanya berpusat di Jawa," kata Rudiantara.
Konsorsium PT Satelit Nusantara Tiga menjadi pemenang tender untuk proyek Satelit Satria. Konsorsium itu terdiri dari PT Pintar Nusantara Sejahtera, PT Pasifik Satelit Nusantara, PT Dian Semesta Sentosa, dan PT Nusantara Satelit Sejahtera.