IPB Cetak Petani Muda dari Mahasiswa dan Santri
- Dok. IPB
VIVA – Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui Direktorat Kemahasiswaan dan Pengembangan Karir (DitmawaPK) berkomitmen mencetak pemuda yang siap menggeluti dunia pertanian. Upaya tersebut diwujudkan melalui Young Agriprenuer Camp 2019 yang dilaksanakan 25-30 April di Pesantren Pemberdayaan Ummat, Desa Cibuntu, Kecamatan Ciampea, Bogor.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, kegiatan kali ini tidak hanya diikuti oleh mahasiswa IPB, melainkan juga para santri dengan total 37 orang. Peserta yang paling jauh berasal dari Ponpes Miftahul Ulum, Jombang, Jawa Timur.
Tak hanya itu, pada kegiatan kali ini peserta diberikan fasilitas pelatihan sesuai dengan bidang yang diminati. Setidaknya ada tiga bidang yang menjadi fokus pelatihan, yaitu hortikultura, perikanan, dan peternakan.
"Kegiatan kali ini kita buat berbeda dengan periode sebelumnya, kalau sebelumnya hanya mahasiswa saja yang ikut, nah kali ini beda, ada santri juga. Tempatnya kan di pesantren, jadi pesertanya ditambah dari santri," tutur Kasubdit Pengembangan Karir DitmawaPK IPB, Handian Purwawangsa dikutip dalam keterangan pers, Jumat, 3 Mei 2019.
Selama mengikuti kegiatan tersebut, peserta dibagi ke dalam kelompok sesuai dengan bidang minat. Hal ini bertujuan supaya mereka lebih fokus pada satu bidang. Misalnya, peserta yang berminat di bidang peternakan dapat memilih salah satu dari tiga jenis peternakan yaitu domba, puyuh, dan ayam kampung.
"Kenapa peserta harus memilih salah satu saja? Supaya mereka bisa fokus ke satu bidang dan tidak bingung, karena nanti setelah pelatihan ini selesai diharapkan peserta dapat membuka usaha di bidang tersebut," tambah Handian.
Ia sangat berharap, peserta yang mengikuti pelatihan ini mampu membuka usaha sesuai bidang yang dipilih. Pasalnya, bidang-bidang tersebut berpeluang besar untuk dikembangkan dan memiliki permintaan pasar yang tinggi terhadap produk yang dihasilkan.
"Setelah pelatihan ini, bagi peserta yang memenuhi syarat akan dibantu akses permodalan, tapi sebelum itu, peserta akan diberikan fasilitas lahan dan modal selama enam bulan untuk latihan dulu baru dibantu permodalan dari perbankan," tutur Handian.
Selama pelatihan berlangsung, peserta juga mendapat pelatihan dari mentor yang berpengalaman di bidangnya. Mereka juga diajak terjun langsung ke lapangan untuk praktik dan merasakan bagaimana menggeluti usaha di bidang pertanian, perikanan, dan peternakan. Materi pelatihan juga mencakup praktik analisis kelayakan usaha sesuai dengan bidang masing-masing supaya setelah pelatihan dapat mengumpulkan modal sendiri. (ann)