Bogor Berhasil Tiadakan Kantong Plastik Sekali Pakai
- ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
VIVA – Kota Bogor, Jawa Barat sejak 1 Desember lalu telah memberlakukan Peraturan Wali Kota Bogor Nomor 61 Tahun 2018, Tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik. Program ini bisa dibilang sukses karena dinyatakan bahwa penggunaan kantong plastik sekali pakai di pasar modern persentasenya sudah mencapai 0 persen.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor, Elia Buntang mengatakan, program ini menargetkan pengurangan sampah plastik sebesar 41 ton plastik per bulan. Sedangkan targetnya untuk tahun ini tidak ada lagi kantong plastik sekali pakai yang beredar di pasar modern dan pasar tradisional.
"Dalam proses pembuatan Perwali sudah melalui beberapa tahapan, salah satunya dengan mengundang pusat perbelanjaan dan koordinasi dengan dinas terkait. Sampai saat ini tidak ada protes dari masyarakat, banyak yang mendukung," katanya dalam konferensi pers 'Dukung Pelarangan Plastik Sekali Pakai di Indonesia', di Artotel Thamrin, Jakarta, Senin, 29 April 2019.
Meski demikian, pemerintah Bogor mendapat perlawanan dari sejumlah pengusaha dalam bentuk gugatan. Elia menyebut bahwa gugatan adalah hak setiap orang, namun pemerintah juga punya hak untuk tetap mempertahankan peraturan yang telah dibuat. Terlebih masyarakat juga mendukung, tidak ada penolakan dari mereka.
"Namanya juga orang usaha, pasti mereka mau mempertahankan. Tapi kalau Bogor itu taat hukum. Kalau pun gugatannya lolos, kami tetap jalan," ujarnya.
Ia pun mengungkapkan bahwa Timor Leste, India dan Australia menggunakan plastik yang dapat terurai buatan Indonesia. Industri bisa juga menggunakan konsep tersebut karena sejatinya hanya bahan baku yang diganti. Sedangkan penggunaan mesin dan cara membuat plastik tetap sama. Tidak ada yang dirugikan.
Saat ini kantong plastik tipe tersebut sudah mulai dalam tahap sosialisasi. Elia berharap bahwa Bogor menjadi kota yang benar-benar ramah lingkungan dengan memanfaatkan kantong organik. Adanya bencana banjir dan longsor yang terjadi saat ini disebabkan oleh sampah plastik, maka ia meminta semua pihak untuk bersama-sama turun ke lapangan. (ann)