AS Temukan Titik Terang Skandal Dugaan Rusia Pengaruhi Pilpres
- Science News
VIVA – Robert Mueller, yang dikenal sebagai Pejabat Khusus Departemen Kehakiman Amerika Serikat yang menyelidiki skandal campur tangan Rusia atas Pemilu AS 2016, baru-baru ini merilis sebuah laporan yang mencengangkan. Laporan itu memaparkan bagaimana Rusia meretas jaringan komputer dewan pimpinan pusat Partai Demokrat (DNC) dan tim kampanye mantan Capres Hillary Clinton, yang kala itu diketahui menjadi lawan dari Donald Thrump pada Pemilu Presiden 2016.
Menurut situs TechCrunch, Jumat 19 April 2019, Rusia diketahui menggunakan server yang lokasinya ada di Amerika Serikat, dan ini merupakan upaya mereka untuk melakukan penyusupan. Laporan setebal 488 halaman itu telah disunting oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat, dan memberi wawasan baru tentang bagaimana operasi GRU (Direktorat Intelijen Utama Rusia) melakukan peretasan.
Para detektif yang bekerja untuk GRU bertugas mengirim lusinan email spear pishing ke akun pribadi karyawan dan sukarelawan Kampanye Clinton. Hal itu dilakukan sebagai upaya masuk ke sistem komputer. Peretas juga mendapat akses ke akun email ketua kampanye, John Podesta.
Dengan kredensial yang mereka curi, hacker membobol jaringan Democratic Congressional Campaign Committee. Peretasan itu membuat mereka bisa mencuri detail login dari admin yang memiliki akses tidak terbatas ke jaringan. Mereka membobol 29 komputer dan lebih dari 30 komputer di DNC.
Detektif yang dikenal sebagai Fancy Bear, terdiri dari beberapa unit untuk melakukan operasi. Mueller resmi menyalahkan Unit 26165, divisi GRU yang menargetkan pemerintah dan organisasi politik, yang bertanggung jawab dalam aksi peretasan DCCC dan DNC dan akun email pribadi masyarakat yang berafiliasi dengan Kampanye Clinton.
Para peretas menggunakan alat Mimikatz, untuk mengumpulkan kredensial dan dua jenis malware, seperti X-Agent dan X-Tunnel. Aksi mereka diketahui mengambil sebanyak 70GB data dari server kampanye Clinton dan 300GB dari jaringan DNC.
Dengan rilisnya laporan ini ada kemungkinan Trump tidak terlibat dengan kegagalan Clinton maju sebagai presiden. Mueller menyebut ada sebab-akibat dari pernyataan yang dikeluarkan Trump pada Juli 2016 dan serangan siber. Kala itu ia meminta Clinton untuk menemukan 30 ribu email yang hilang di server pribadi. (ren)