Seribu Gamer Siap Adu Tarung di Turnamen eSports
- Dexerto
VIVA – Industri game online menjadi salah satu subsektor ekonomi kreatif yang mendapat prioritas dari Badan Ekonomi Kreatif. Berdasarkan catatan Asosiasi Game Indonesia, nilai industri game online global mencapai US$135 miliar (Rp1.873 triliun) pada 2018.
Lembaga analisis data Belanda, Newzoo, menyebut Indonesia menempati posisi 17 dari 100 negara dengan jumlah pendapatan terbesar dari industri video game.
Dua peringkat utama ditempati China dan Amerika Serikat, dengan masing-masing pendapatan US$34,4 miliar (Rp472 triliun) dan US$31,5 miliar (Rp431 triliun).
Sementara itu, pendapatan dari transaksi game online di Indonesia sekitar US$1 miliar atau lebih dari Rp13 triliun. Dari jumlah transaksi tersebut hanya sekitar satu persen yang masuk kantong pengembang game online lokal.
Gurihnya industri ini membuat lembaga eSports lokal, Indonesia Gaming League, menggelar kompetisi game FIFA 19 FUT (FIFA Ultimate League) PlayStation 4 Online Qualifier, yang telah memasuki babak kualifikasi pekan keenam yang resmi berakhir pada Minggu, 14 April 2019.
Tiga Top Player dari berbagai daerah sudah memastikan diri untuk melaju ke Big League. Ketiganya adalah Yoga Harahap dengan Tim RAPRAP dari Medan, Sumatera Utara, Kenny Prasetyo dari Tim SFI Esports Jakarta, dan Windy Hendro dengan Tim FC Kop dari Pontianak, Kalimantan Barat.
Wakil Ketua Indonesia Gaming League, Stephen Clinton menuturkan, sebanyak 325 peserta telah mendaftarkan diri untuk membuktikan menjadi yang terbaik di pekan keenam. Jumlah peserta ini meningkat 25 orang apabila dibandingkan pemain atau gamer yang mendaftar di pekan kelima.
"Secara keseluruhan, total peserta yang sudah mendaftarkan sejak pekan pertama hingga keenam jumlahnya hampir seribu gamer. Kami yakin bisa merealisasikan target awal yang sudah dicanangkan, yaitu dua ribu gamer," ungkap Stephen, lewat keterangannya, Rabu, 17 April 2019.
Ia pun mengaku masih memiliki dua pekan ke depan untuk merealisasikan target awal peserta yang mendaftarkan diri. Apalagi, kata dia, slot yang tersisa tinggal sedikit sehingga para gamer diklaim banyak yang penasaran mengikuti event tersebut.
"Sisa dua pekan ini juga masih belum ada kabar gamer Indonesia yang akan berpartisipasi di turnamen internasional. Kami juga berharap bagi gamer yang telah gagal di kualifikasi sebelumnya kembali mendaftarkan diri. Itu bisa saja, sekalian yang belum mendaftarkan diri agar bisa memberi kejutan di kompetisi ini," tutur Stephen. (ann)