Kampanye Augmented Reality ala Parpol

Ilustrasi augmented reality
Sumber :
  • Instagram/@runsammie

VIVA – Terobosan dan inovasi dalam kampanye dilakukan oleh partai politik untuk menarik perhatian pemilih. Pada era digital saat ini, platform daring dipakai partai politik untuk mempromosikan partai masing-masing.

Istri Andre Taulany Diduga Pernah Hina Prabowo Sakit Jiwa di Pilpres 2019

Partai Golkar termasuk salah satu partai politik yang menempuh langkah inovatif dalam kampanye mereka, yakni dengan merilis aplikasi G4AR.

Praktisi data science, Jodhi Adhikaprama mengatakan, lansekap politik saat ini dan ke depan berbeda dengan lansekap sebelumnya. 

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

Dia mengamati semakin banyak uncertainty dan indirect variable baru yang dulu tidak pernah diperhitungkan, ternyata kini berpengaruh pada strategi pemenangan.

Data science memungkinkan kita mengumpulkan dan memprediksi variabel-variabel data baru tersebut seperti penggabungan data digital, socmed, consumer behavior, dan lain-lain. Juga data non digital untuk mendapatkan perspektif yang utuh,” tuturnya dalam keterangan tertulis, Selasa 9 April 2019.

Prabowo Kaget Ada Pemuda Ngaku Siap Mati untuknya di Pilpres 2019: Saya Suruh Pulang!

Aplikasi G4AR ini mengusung pengalaman pengguna yakni augmented reality. Bukan tanpa maksud, Golkar menggelar kampanye dengan sentuhan augmented reality, supaya kampanye partai berlambang beringin itu bisa lebih cepat, masif, dan menjangkau lebih banyak calon pemilih. 

Ketua DPP Partai Golkar Bidang Inovasi Sosial, Dito Ariotedjo menuturkan, pengalaman yang didapatkan pengguna dari aplikasi tersebut bukan cuma pengunduhan konten saja. Tapi, informasi tentang Partai Golkar dan pasangan Jokowi-Amin, kiprah Partai Golkar, pencapaian Jokowi, hingga profil KH Ma’ruf Amin. 

"Tapi itu disajikan dengan model yang sangat interaktif,” kata Dito dalam keterangannya, Selasa 9 April 2019.

Dito menuturkan, pilihan untuk menggunakan augmented reality, karena model tersebut sedang digandrungi anak muda, terutama para penggemar game di ponsel pintar.

Karena, kalangan milenial sebagai digital natives, butuh merasakan pengalaman baru terus-menerus di dunia digital yang semakin inovatif.

Dito menuturkan, partainya fokus pada masa depan, buktinya mereka dari awal mempromosikan persiapan menghadapi revolusi industri 4.0.

Ragam fungsi yang disediakan aplikasi tersebut. Pengguna bisa swafoto alias selfie, berfoto bareng dengan template yang disediakan di dalam aplikasi. Foto-foto hasil olah digital di aplikasi tersebut bisa dibagikan ke media sosial pribadi milik pengguna. 

“Aplikasi ini menarik karena digabungkan dengan aktivasi online. Para pengunduh aplikasi ini akan ditautkan dengan aktivitas berbagi pengalaman melalui media sosial,” katanya.

Para calon pemilih, kata Dito, tak hanya mendapatkan pengalaman kampanye berbeda. Tapi juga terlibat aktif di dalamnya. Mereka tak hanya menjadi target kampanye yang selama ini hanya menjadi objek mobilisasi. 

“Mereka kini bisa berpartisipasi bahkan menjadi bagian dari model baru kampanye karena ini atraktif, menarik, fresh dan fun,” ujarnya.

Jodhi berpandangan langkah yang dilakukan Golkar untuk mendekatkan diri terhadap publik, melalui aplikasi yg dapat diunduh siapa saja.

Dengan demikian, memungkinkan Golkar berinteraksi sekaligus mengumpulkan variabel-variabel tersebut untuk lebih memahami perilaku pemilih ke depannya. Jodhi menganggap langkah Golkar sudah tepat. Dalam dunia politik, bahkan sektor lainnya, kata Jodhi, setiap merek memang harus berinovasi. 

“Harus terus berinovasi, membuat produk yang mendekat terhadap anak muda, memahami anak muda. Itu jugalah yang saya kerjakan di pekerjaan sehari-hari saya bagaimana membuat produk atau teknologi yang mengerti user dan dapat berguna untuk user,” ujarnya. (dhi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya