Hoax Jelang Pilpres Meningkat, Ibu-ibu Banyak Sebarkan di WhatsApp
- bbc
Rahayu menambahkan jumlah yang bertanya dikhawatirkan lebih sedikit ketimbang yang langsung percaya.
"Takutnya lebih banyak lagi yang langsung percaya saja," lanjut dia.
Rahayu mengklaim hoaks soal prokhilafah sudah cukup lama. "Sebagai jubir, cukup melelahkan untuk mengklarifikasi."
Tidak kuat mengarahkan pemilih
Bagaimana pun, peneliti Lembaga Survei Indikator, Adam Kamil, mengatakan berita palsu tidak akan kuat untuk mengarahkan pemilih.
Alasannya pengguna media sosial terbatas, terlebih yang intens memainkan isu politik.
"Hanya segmen tertentu saja, sementara di segmen tersebut, basis pendukung masing-masing pendukung sudah stabil, ketimbang kelompok yang lebih pasif. Karena kelompok-kelompok yang lebih aktif mengakses berita-berita tentang politik, pemerintahan, melalui saluran informasi terkini, medsos itu tidak banyak."
Menurutnya para pemilih yang aktif di media sosial dan media terkini lainnya adalah kelompok yang sudah sulit dipengaruhi.
"Mereka itu orang-orang yang imannya cukup kuat, iman ke 01 iman ke 02, relatif stabil."