Hoax Jelang Pilpres Meningkat, Ibu-ibu Banyak Sebarkan di WhatsApp
- bbc
"Ini tantangan besar kami, terutama di grup-grup WhatsApp karena grup WhatsApp sebenarnya kanal pribadi, kanal privat, private conversation, di mana kami baru terlibat aktif men-take down sebuah nomor WhatsApp setelah mendapat aduan dari masyarakat, melalui aduan konten baik melalui email atau Twitter," papar Ferdinandus.
Studi khusus yang telah dilakukan oleh Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), kata Ferdinandus, menyebut hasil senada dengan mesin AIS Kominfo.
"Kaum ibu-ibu yang mendapatkan laporan masyarakat yang paling banyak, melalui aduan konten, bahwa merekalah yang paling banyak menyebarkan hoaks melalui WhatsApp."
Untuk motivasi penyebaran hoaks politik, kata Ferdinandus, terkait pilihan politik.
"Walaupun dia kadang-kadang tahu itu hoaks, itu dia tetap sebarkan karena menguntungkan jagoan-jagoan dalam kontestasi pemilu. Ini temuan kita hasil dari mesin kita."
Kominfo menurutnya berupaya menangkal hoaks dengan tiga cara.
"Selain pemblokiran, melalui mesin AIS yang bekerja 24 jam, tujuh hari seminggu, didukung seratusan verifikator, lalu penegakan hukum kerja sama dengan Mabes Polri.
"Yang lebih penting dari itu adalah literasi digital, Kementerian Kominfo telah menginisiasi gerakan nasional yang namanya siber kreasi," papar Ferdinandus.
Siber Kreasi katanya melibatkan 96 lembaga baik lembaga pemerintah, BUMN, maupun swasta untuk mendatangi sekolah, kampus, pesantren, komunitas, dan masyarakat umum lainnya untuk memberi pelatihan literasi digital.