Menristekdikti: Riset Harus 'Based on Demand', Jangan Dibalik

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Reno Esnir

VIVA – Presiden Joko Widodo dikabarkan ingin membangun lembaga riset. Meskipun sudah ada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI, namun Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir, mengungkapkan rencana itu bisa memungkinkan.

LIPI: Tempe Harus Diselamatkan

"Sangat memungkinkan. Lembaga riset itu adalah bagaimana menyinkronkan riset dan lembaga yang ada di kementerian-kementerian. Itu tugasnya kita," kata Nasir di Kantor Wakil Presiden di Medan Merdeka Utara, Jumat 8 Maret 2019.

Mengenai masih minimnya jurnal riset diterapkan di Indonesia, Nasir menilai itu karena banyak riset dilakukan berdasarkan keinginan peneliti, dan bukan karena kebutuhan.

Soal Vaksin dan Cara Atasi COVID-19 di Indonesia, Ini Kata Menristek

"Itulah yang terjadi. Makanya, nanti riset bukan based of common sense, tapi riset harus based on demand," ujar Nasir.

Menurutnya penelitian harus mengikuti kebutuhan pasar atau masyarakat, sehingga tidak menghambur-hamburkan uang dan hasilnya bisa diterapkan.

Hewan Mirip Kecoak Berukuran Raksasa Ditemukan di Selat Sunda

"Harus market driven. Pasarnya apa yang membutuhkan. Jangan di balik, keinginan peneliti. Itu enggak bisa. Hasilnya pun tidak bisa diterapkan," tuturnya. (ren)

Mantan Menristekdikti Mohamad Nasir saat RDPU di Komisi X DPR RI

Eks Menristekdikti Jokowi Ungkap Biang Kerok UKT Naik 

Mantan Menristekdikti Mohamad Nasir mengungkap penyebab melonjaknya biaya pendidikan di perguruan tinggi negeri (PTN) yang berdampak pada kenaikan biaya kuliah atau UKT.

img_title
VIVA.co.id
3 Juli 2024