Perhatikan Etika Snorkeling agar Terumbu Karang Tetap Lestari

Ilustrasi terumbu karang.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Siti Nuraisyah Dewi

VIVA – Terumbu karang merupakan makhluk hidup berupa hewan yang ada di laut. Selain berfungsi menahan ombak besar, terumbu karang juga sering dimanfaatkan sebagai objek penelitian untuk mengetahui perubahan ekosistem laut akibat polusi.

PNM Dorong Konservasi Terumbu Karang untuk Hidupkan Pesisir

Peneliti Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Intan Suci Nurhati mengatakan, apa yang ada di alam bisa dipelajari untuk mengetahui kerusakan di Bumi. Dengan mempelajari terumbu karang, peneliti dapat mengidentifikasi permasalahan yang ada di laut, seperti perubahan suhu hingga pencemaran.

"Terumbu karang itu hewan yang memiliki kaki, tangan dan tentakel. Dia sama seperti kita yang memproduksi kapur sehingga bisa tumbuh besar. Saya mengukur klasifikasinya, bagaimana mereka bertahan dan merespons perubahan iklim dan lingkungan," katanya di LIPI, Jakarta Selatan, Jumat, 8 Maret 2019.

Terapkan ESG, PLN Indonesia Power Usung Blue Economy Dongkrak Sektor Pariwisata

Intan kemudian bercerita, terumbu karang di Kepulauan Seribu, Jakarta, sempat mengalami pertumbuhan yang tidak normal. Menurutnya, 30 tahun lalu, hewan tersebut terlalu cepat bertambah tinggi. Padahal seharusnya pada kondisi normal, tingginya hanya bertambah 1,5 cm per tahun.

Akibat pertumbuhan yang terlalu cepat itu, terumbu karang menjadi keropos. "Seperti manusia, awalnya ada efek positif jika dia lapar kemudian diberi makan. Namun jika berlebihan akan memberi dampak negatif. 30 tahun yang lalu responsnya negatif, semakin tinggi malah semakin keropos. Seperti orang jangkung namun menderita osteoporosis," katanya.

PNM Peduli Tanam Ribuan Pohon Mangrove dan Terumbu Karang di Kalimantan

Namun, saat ini pertumbuhan terumbu karang tersebut sudah kembali normal, karena batas suhunya sudah lewat dan gizinya telah terpenuhi. Intan sendiri melihat adanya harapan, sehingga ia berpesan agar para aktivis jangan sampai menyerah dalam menjaga hewan tersebut. Pesan Intan ini lantaran melihat bahwa terumbu karang sendiri masih mampu bertahan meski ada perubahan iklim.

"Kalau perubahan iklim kan masalah yang sudah skala internasional, masih banyak skala lokal yang bisa kita lakukan untuk mencegah rusaknya terumbu karang. Contoh kecilnya kalau ada yang belajar snorkeling, perhatikan baik-baik, jangan sampai terumbu karang diinjak," katanya. (dhi)

PNM peringati Sumpah Pemuda

Peringati Sumpah Pemuda, PNM Gandeng Pemuda dalam Konservasi Terumbu Karang di Ambon

Melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), PNM bekerja sama dengan komunitas pecinta lingkungan laut.

img_title
VIVA.co.id
29 Oktober 2024