BaBe Ungkap Fakta, Kerja Sama dengan VIVA Lawan Hoax
- Dok. VIVA/ Alika
VIVA – Platform berita dan hiburan, BaBe (Baca Berita) mengumumkan peluncuran BaBe Ungkap Fakta, kanal pengecekan fakta yang dibuat untuk melawan maraknya penyebaran berita bohong (hoax).
Bekerja sama dengan Mafindo (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia), media massa VIVA dan Tempo, peluncuran Babe Ungkap Fakta digelar hari ini, Kamis, 28 Februari 2019, di Jakarta.
Head of Business Development BaBe, Shelly Tantri, mengatakan bahwa inisiatif dibentuknya Babe Ungkap Fakta tersebut sebagai bentuk tanggapan terhadap ancaman penyebaran berita palsu di Indonesia.
"Di BaBe, kami menanggapi ancaman berita palsu dengan sangat serius. Inilah sebabnya kami senang mengumumkan kemitraan strategis kami dengan MAFINDO, Tempo, dan VIVA untuk secara resmi meluncurkan BaBe Ungkap Fakta," kata Shelly.
Di balik kanal BaBe Ungkap Fakta ini terdapat tim fact checker, dimana mereka bertugas menyaring konten mencurigakan, sehingga konten yang tayang di BaBe telah terverifikasi dan diperiksa kebenarannya.
Sementara itu, sebagai pihak yang berkolaborasi dalam BaBe Ungkap Fakta, Pemimpin Redaksi VIVA, Maryadie mengatakan bahwa kanal BaBe Ungkap Fakta juga dapat menjadi rujukan masyarakat terhadap detail isu tertentu.
"Misalnya waktu ada kasus daging mahal. Kita berusaha menampilkan detail faktanya seperti apa. Daging ada yang lokal dan impor. Dan, apakah yang mahal itu di daerah tertentu atau semua. Itu kita sediakan informasi detail faktanya bagaimana," katanya.
Dalam satu bulan, BaBe menyajikan satu juta konten yang terdistribusi di 30 kanal. Meski pihaknya telah membentuk tim fact checker yang pelatihannya didukung oleh MAFINDO, namun bukan berarti setiap konten diverifikasi tim tersebut.
Menurut Pemimpin Redaksi Tempo.co, Wahyu Dhyatmika, konten yang dicek fakta adalah isunya memiliki keterkaitan dengan kepentingan publik, dan berpotensi viral. "Fact checker memastikan datanya akurat," katanya.
Sebagai platform yang menghimpun konten dari berbagai media, BaBe sendiri telah menerapkan sistem penyaringan yang berbasis teknologi. Hanya saja kini, mekanismenya ditambah dengan tim human yang dilatih oleh MAFINDO. "Mereka juga berasal dari kalangan jurnalis," kata Shelly. (ann)