Misteri Laba-laba Purba, Mata 'Menyala' Meski Mati Ratusan Juta Tahun
- Wikimedia
VIVA – Para pemburu fosil di Korea menemukan laba-laba mati yang tersimpan di batu. Menariknya, mata laba-laba itu masih memantulkan cahaya. Padahal arakhnida itu sudah mati 110 juta tahun lalu.
Dilansir dari laman Mashable, jarang ada serangga dan arakhnida - yang jauh lebih rapuh daripada makhluk laut bercangkang - menjadi fosil di bebatuan.
Tetapi karena alasan yang masih belum diketahui, beberapa laba-laba ini memfosil, dan bentuk unik struktur mata mereka terus memantulkan cahaya.
Struktur mata reflektif itu disebut tapetum, dan sering digunakan oleh makhluk yang berburu dalam gelap.
"Jadi, predator berburu pada malam hari, cenderung menggunakan jenis mata yang unik ini," kata Paul Selden, direktur Institut Paleontologi di Institut Keanekaragaman Hayati dan Museum Sejarah Alam Universitas Kansas, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
"Ini adalah pertama kalinya sebuah tapetum ditemukan dalam sebuah fosil," ujarnya lagi.
Namun, masih ada sebuah misteri: Bagaimana laba-laba itu menjadi fosil? Tubuhnya ditemukan di lapisan batu yang penuh dengan ikan dan makhluk laut lainnya, tetapi laba-laba tidak tenggelam di air.
"Itu menjadi situasi yang sangat istimewa di mana mereka tersapu ke badan air," kata Selden.
"Biasanya, mereka melayang. Tetapi di sini, mereka tenggelam, dan itu menjauhkan mereka dari bakteri yang membusuk, mungkin kondisi rendah oksigen. "
Selden dan rekan-rekannya dari Korea, menemukan laba-laba purba tersebut dalam sebuah ekspedisi galian. Mereka ingin tahu apa hal baru yang tersembunyi di kerak bumi. (dhi)