#UninstallBukalapak dan #UninstallJokowi, Milenial Tolak Diadu Domba

Pakar Media Sosial Drone Emprit, Ismail Fahmi.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Misrohatun Hasanah

VIVA – Pakar media sosial dari Drone Emprit, Ismail Fahmi, mempertanyakan maksud dari pendukung kubu calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 yang menyerang marketplace Bukalapak.

Mengenal Money Dysmorphia yang Bikin Milenial dan Gen Z Selalu Cemas soal Uang

Ia mengatakan masalah Bukalapak berkesinambungan dengan generasi milenial, lantaran mayoritas dari mereka menjadi pelapak di platform tersebut. Namun kini masalah tersebut sudah masuk ke ranah politik dan tidak bisa dipisahkan.

Menurutnya, tahun ini menjadi tahun pertama generasi milenial untuk memilih presiden dan calon presiden. Dengan begitu, seharusnya pendukung kubu petahana merangkul lebih banyak, dan bukan menyerang lewat tagar #UninstallBukalapak.

Mengenal Istilah 'Latte Factor' yang Bikin Gen Z dan Milenial Makin Boncos

"Sebenarnya mereka sudah melakukan tugas yang bagus dalam merangkul generasi milenial. Tapi yang saya enggak paham kenapa Bukalapak diserang? Ini enggak masuk akal. Buntutnya, mereka mencari tahu profil bos Bukalapak ini sampai ketahuan kalau dia pernah bersama PKS," kata Fahmi di Hong Kong Cafe, Jakarta, Jumat, 15 Januari 2019.

Ia menegaskan bahwa generasi milenial tidak menyukai 'perang' kubu capres 01 dan 02. Mereka justru mengharapkan informasi yang akurat dan masuk akal. "Mereka lebih suka disajikan informasi yang benar seperti eSports, entrepreneur. Pokoknya yang sifatnya netral. Mereka enggak suka perang," ungkapnya.

Mengenal Financial Nihilism yang Ramai di Kalangan Gen Z, Apa Sih Sebabnya?

Asal muasal masalah ini muncul setelah Pendiri dan Kepala Eksekutif Bukalapak, Achmad Zaky, membuat diskusi panjang mengenai alokasi dana riset dan pengembangan di era industri 4.0. Ia menaruh harapan kepada presiden baru. Sontak pernyataan itu mendulang protes dari pendukung kubu 01.

Kemudian, muncullah #UninstallBukalapak yang menjadi viral sejak Jumat pagi ini. Namun, menjelang siang tagar itu hilang. Kemungkinan hilang karena ada sekawanan pengguna Twitter yang melaporkan tagar tersebut lantaran mengandung kata-kata kasar atau serangan.

"Menjelang salah Jumat tagarnya hilang, tapi tergantikan dengan #UninstallJokowi. Itu emak-emak yang mulai menyerang. Selesai Jumatan kedua kubu mulai ngegas lagi," papar Ismail. (ann)

Lahan pertanian.

Pendapatan Brigade Swasembada Pangan Bisa Lebih dari Rp 10 Juta Per Bulan, Begini Perhitungannya

Kementerian Pertanian menjabarkan perhitungan potensi pendapatan bagi masyarakat yang ikut program Brigade Swasembada Pangan atau petani muda milenial.

img_title
VIVA.co.id
25 November 2024