Survei: Game Kekerasan Tak Sebabkan Perilaku Agresif
VIVA – Permainan video game dengan jenis Multiplayer Online Battle Arena (MOBA) saat ini sudah semakin bervariasi. Namun belakangan muncul kekhawatiran game bertema pertarungan seperti Call of Duty atau Grand Theft Auto dapat menyebabkan anak muda menjadi lebih agresif. Tapi survei membuktinya kekhawatiran itu salah kaprah.
Dikutip dari laman Metro, Kamis 14 Februari 2019, jawaban atas pertanyaan di atas adalah tidak. Hal ini mengacu pada penelitian tim University of Oxford, Inggris yang mensurvei sekitar 1.000 orang, terdiri dari anak usia 14-15 tahun, dan orang tua atau wali.Â
Penelitian ini meminta pandangan responden tentang hubungan antara permainan dan perilaku agresif. Hasil penelitian yang diterbitkan oleh Royal Society Open Science itu mengungkapkan perilaku tersebut tidak berhubungan dengan video game.
"Ada beberapa yang datang dari gender, beberapa juga berasal dari latar belakang kehidupan, tergantung peringkat, ada yang tinggi ada juga yang rendah. Namun peran video game nampaknya tidak terlalu penting di sini," ujar Direktur Penelitian Oxford Internet Institute, Andrew Przybylski.Â
Responden remaja yang mengikuti survei ini diharuskan memberi laporan mengenai pengalaman bermain game mereka yang terbaru. Kemudian orang tua atau wali akan bertugas memberi label akun sebagai pelaku yang agresif pada tahap survei.Â
"Game yang penuh kekerasan tampaknya tidak mendorong perilaku agresif remaja. Tapi sebenarnya kita harus melihat hal lain, mungkin itu karena frustrasi, mungkin keadaan keluarga atau kehidupan," kata Przybylski. (ren)