Ilmuwan: Air Laut Akan Berubah Warna
- www.pixabay.com/theseasodeep0
VIVA – Isu tentang perubahan iklim sudah banyak diperbincangkan dalam beberapa tahun terakhir. Sederet dampaknya juga telah dipaparkan, termasuk suhu panas, intensitas hujan dan cuaca, serta pencemaran udara.
Yang terbaru, menurut studi, perubahan iklim juga dapat menyebabkan lautan berubah warna, dan ini akan berlangsung pada akhir abad ini. Perubahan warna lautan itu dijelaskan karena perubahan iklim secara signifikan mengubah fitoplankton di lautan dunia.
Dilansir dari laman Fox News, Rabu, 6 Februari 2019, ketika suhu laut naik - sekitar 4,8 derajat Fahrenheit - pertumbuhan plankton akan meningkat, membuat warna biru dan hijau lautan lebih hidup, karena sinar matahari berinteraksi dengan molekul air.
Jika fitoplankton lebih sedikit maka menyebabkan air laut terlihat biru. Sebaliknya jika fitoplankton berjumlah banyak, menghasilkan warna lautan yang lebih hijau.
"Model ini menunjukkan perubahan tidak akan tampak besar dengan mata telanjang, dan lautan akan tetap terlihat seperti memiliki daerah biru di area subtropis dan lebih hijau di dekat khatulistiwa dan kutub," kata Stephanie Dutkiewicz, seorang ilmuwan peneliti utama di Departemen MIT Bumi, Atmosfer, dan Ilmu Planet dan Program Bersama tentang Sains dan Kebijakan Perubahan Global.
"Pola dasar itu akan tetap terjadi. Tapi itu akan cukup berbeda sehingga akan memengaruhi sisa jaring makanan yang didukung fitoplankton," ujarnya.
Daerah yang sudah cukup biru, terutama daerah subtropis, akan menjadi lebih biru. Daerah-daerah yang kaya nutrisi, termasuk yang berada di dekat kutub, dapat berubah menjadi lebih hijau, karena suhu yang lebih hangat menghasilkan fitoplankton yang lebih beragam.
Menurut peneliti, satelit telah melakukan pengukuran warna laut secara terus-menerus sejak akhir 1990-an. Dengan mengamati pengukuran ini, tingkat cholorophyll dapat ditentukan, yang bisa jadi terkait dengan pemanasan global atau fenomena cuaca, seperti El Nino atau La Nina.
Dampak dari fitoplankton yang lebih sedikit akan menimbulkan efek berkurangnya karbon dioksida dari udara, yang membantu mengatur iklim. Selain itu, fitoplankton juga menjadi makanan bagi makhluk laut lainnya, termasuk zooplankton yang merupakan makanan ikan.
"Itu bisa berpotensi sangat serius," Dutkiewicz menambahkan tentang perubahan warna di lautan.
"Berbagai jenis fitoplankton menyerap cahaya secara berbeda, dan jika perubahan iklim memindahkan satu komunitas fitoplankton ke komunitas lain, itu juga akan mengubah jenis jaring makanan yang mereka support." (dhi)