Game Online Fortnite Jadi 'Kambing Hitam' Kekerasan pada Anak
- Instagram/@fortnite
VIVA – Kekerasan yang terdapat pada video game masih menjadi topik panas. Perdebatan ini mempertanyakan apakah akan mempengaruhi gamer di kehidupan nyata.
Kali ini yang menjadi sasaran empuk adalah game online Fortnite Battle Royale. Sekadar informasi, pengembang Fornite, Epic Games, tidak memanfaatkan mesin pencari Google dalam menyebarluaskan game online ini.
Dengan begitu, untuk mendapatkan aplikasinya, pengguna harus mengunduh lewat situs resmi Fortnite. Game online tersebut pertama kali diluncurkan pada 2018.
Dilansir dari Ubergizmo, Kamis, 24 Januari 2019, seorang anak berusia 10 tahun yang bersekolah di Ayrshire Selatan, Skotlandia, tertangkap basah membawa pisau.
Meski begitu, anak tersebut sudah diamankan aparat keamanan sekolah beserta dengan pisau. Tidak ada yang cedera dalam peristiwa tersebut.
Namun, kasus ini menyebabkan beberapa tenaga pengajar mengaku prihatin. Kemudian, mereka menyalahkan Fortnite yang dituduh mempengaruhi perilaku anak.
Tidak jelas pula bagaimana asal-usul Fortnite bisa disalahkan. Mungkin saja karena game tersebut sedang berada di puncak popularitas.
Namun, sisi lain, menyebutkan bahwa perlu peran orangtua dalam melakukan pendekatan anak yang kecanduan game online.
Salah satunya, dengan merekrut tutor Fortnite untuk meningkatkan kemampuan, yang kemudian menjadikan anaknya sebagai atlet eSports.
Tapi sayangnya, ada yang berperilaku sebaliknya. Orangtua mengirim anaknya ke rehabilitasi karena dianggap kecanduan game online.