Penjelasan BATAN Mengapa Indonesia Masih Impor Beras

Ilustrasi beras.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

VIVA – Badan Tenaga Nuklir Indonesia atau BATAN pada tahun ini ingin menonjolkan beberapa teknologi yang dimiliki. Teknologi tersebut dianggap sangat dibutuhkan pemerintah dan masyarakat.

BPS Catat Impor Komoditas Pangan Meningkat, Indonesia Disuplai 3,05 Juta Ton Beras dari Thailand

Menurut Kepala BATAN, Djarot S. Wisnubroto, teknologi pertama adalah pencegahan dan pengurangan nyamuk yang menyebabkan demam berdarah dengue (DBD). Ia mengatakan memiliki cara yang terbukti efektif untuk mengatasi penyebaran DBD.

"Teknik ini kita sebut sebagai teknik serangan mandul. Caranya dengan menyebarkan nyamuk jantan yang sudah mandul di suatu wilayah. Nyamuk jantan akan mengawini nyamuk betina yang mengandung virus DBD," kata dia kepada VIVA, Rabu, 23 Januari 2019.

Pertamina Uji Coba Bioethanol 100 Persen di GIIAS 2024

Cara tersebut, ia meneruskan, diketahui tidak akan menghasilkan nyamuk baru. Otomatis akan mencegah timbulnya DBD. Teknologi kedua yaitu mengenai cara BATAN menghadapi situasi bencana.

Misalnya, untuk mengukur kerusakan jembatan dan gedung yang retak. Kekurangan itu mungkin tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, namun memerlukan teknologi untuk mengetahui kedetailan infrastruktur.

Fakta di Balik Tuduhan Penggelembungan Harga Beras Impor dari Vietnam pada Perum Bulog

Teknologi ketiga, Djarot mengungkapkan, yang menyangkut ketradisionalan. BATAN ingin membantu masyarakat melalui bidang pertanian seperti penyebarluasan padi, kedelai, atau sorgum. Khusus sorgum, Djarot mengaku memiliki prospek bagus.

"Sorgum jadi alternatif bagi daerah yang tidak bisa memproduksi padi. Ini kenapa kita masih impor beras, ya, karena hampir semua orang Indonesia makan nasi. Padahal, masyarakat Papua dan Maluku terbiasa mengonsumsi sorgum yang terbuat dari sagu,” jelas Djarot.

Sorgum dinilai cocok dikonsumsi oleh masyarakat di bagian Indonesia Timur. Teknologi keempat atau terakhir adalah keinginan BATAN agar energi nuklir dan PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) diterima masyarakat dan pemerintah.

"Kita bisa manfaatkan nuklir untuk mendeteksi panas bumi. Itu bisa kita tonjolkan jika PLTN belum bisa diterima masyarakat dan pemerintah," kata Djarot.

Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan

Zulkifli Hasan Ungkap Rencana Pemerintah Ingin Impor 1,5 Juta Ton Beras di Akhir 2024

Menko Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengatakan pemerintah berencana menambah kuota impor beras sebanyak 1 juta ton

img_title
VIVA.co.id
30 Oktober 2024