Bukan Mitos, Bulan Purnama Bisa Pengaruhi Perilaku Hewan
- www.pixabay.com/PeterDargatz
VIVA – Peristiwa astronomi gerhana bulan total, berlangsung pada 20-21 Januari 2019. Akibat perbedaan waktu, hanya wilayah tertentu saja yang dapat mengamatinya, yakni daratan Amerika, Eropa Barat, dan Afrika. Gerhana tersebut bertepatan dengan pukul 10:34-13:51 WIB, sehingga tak dapat disaksikan di Indonesia.
Gerhana bulan terjadi saat bulan purnama. Meski diketahui sebagai fenomena alam biasa, namun tak jarang ia dikaitkan dengan sejumlah mitos. Begitu juga dengan bulan purnama.
Misalnya di Indonesia, sebagian kalangan masyarakat percaya bahwa gerhana bulan terjadi karena bulan dimakan raksasa atau makhluk magis lain.
Namun, sudut pandang sains memiliki penjelasan tentang hubungan antara bulan purnama dengan perilaku makhluk hidup. Berikut ini seperti dilansir dari laman Live Science.
1. Luwak (musang) menjadi pemalu
Ilmuwan menemukan bahwa luwak cenderung mengangkat kaki saat kencing. Akan tetapi ketika bulan purnama, kecenderungan ini berkurang. Luwak menggunakan cara ini untuk pertahanan diri dengan menandai wilayah, terutama ketika mereka bersiap kawin.
Fase ketika bulan baru dianggap sebagai waktu yang tepat untuk bereproduksi, karena kegelapan memberikan perlindungan bagi pasangan luwak dari pemangsa yang mengintai.
2. Karang seks menjadi liar
Peneliti menemukan bahwa pada malam terang bulan, karang di lepas pantai Australia menyinkronkan pelepasan telur dan sperma yang paling masif di Bumi.
Selain dipengaruhi faktor lingkungan, termasuk suhu, salinitas, dan ketersediaan makanan; menurut ilmuwan, cahaya bulan tampaknya memainkan peran utama. Alasannya, peristiwa pembuahan itu selalu terjadi pada atau dekat bulan purnama.
3. Hewan peliharaan terluka
Kucing dan anjing tampaknya lebih sering terluka saat bulan purnama. Sebuah penelitian menyelidiki korelasinya, yang sering dicatat oleh dokter hewan dan pekerja lain dalam perawatan hewan.
Pada malam bulan purnama, mereka menemukan peningkatan 23 persen dalam kunjungan kucing dan 28 persen peningkatan kunjungan anjing ke ruang gawat darurat.
Para peneliti tidak dapat menentukan alasan tepat mengenai perilaku hewan peliharaan itu. Namun mereka menduga karena saat terang bulan, hewan-hewan peliharaan lebih banyak menghabiskan waktu di luar.
4. Singa membunuh saat siang hari
Singa berburu dengan baik di malam hari, tetapi terkadang akan membunuh di siang hari, terutama setelah bulan purnama.
Penelitian telah menunjukkan bahwa singa mengonsumsi lebih sedikit makanan selama malam bulan terang, mungkin karena mangsa kurang aktif selama masa-masa ini.
Untuk menebus perburuan malam yang lambat, singa harus menemukan makanan tambahan pada siang hari setelah malam yang sangat terang.
5. Tubuh kalajengking bersinar biru
Sinar UV bulan bereaksi dengan protein dalam kalajengking yang membuatnya bersinar dalam gelap. Mereka cenderung lebih aktif selama bulan baru, dan mencari perlindungan di siklus bulan.
Para peneliti masih belum yakin mengapa ini terjadi, tetapi mereka berteori bahwa mangsa mungkin lebih banyak tersedia selama malam yang lebih gelap. (ann)