Dibayar Rp140 Juta, Hacker Bobol Jaringan Internet Perusahaan Telko
- Pixabay/Geralt
VIVA – Seorang peretas atau hacker asal Kanada bernama Daniel Kaye harus mendekam di balik jeruji akibat serangan siber yang dilancarkannya yang mengakibatkan kehancuran jaringan internet milik perusahaan telekomunikasi Liberia, Lonestar.
Kaye melakukan aksinya pada 2016 ketika berusia 30 tahun. Sementara Lonestar menderita kerugian hingga puluhan juta dolar Amerika Serikat.
Menurut pengakuan Kaye, seperti dilansir dari situs Metro, Senin, 14 Januari 2019, dirinya dibayar oleh perusahaan pesaing Lonestar, Cellcom, untuk melakukan serangan Denial of Service (DDos attack).
Ia mengaku dibayar US$10 ribu atau sekitar Rp140 juta per bulan oleh Cellcom. Dalam melancarkan aksinya, Kaye menciptakan botnet sendiri atau jaringan komputer pribadi yang terinfeksi software berbahaya.
Kemudian, pada 3-4 November 2016, terjadi lalu lintas teknologi yang begitu tinggi hingga menonaktifkan akses internet secara keseluruhan. Adapun senjata yang mereka sebut sebagai "Mirai #14" ini membajak sejumlah webcam Dahua buatan China.
Dan, Kaye pun menguasai sistem IT Lonestar. Setelah itu, ia mengirim serangan lebih lanjut dari Jerman untuk membajak bagian dari infrastruktur IT milik Deutsche Telekom.
Kaye diduga sebagai hacker otodidak yang menawarkan keahliannya di dark web kepada pelanggan yang ingin menghancurkan saingan bisnisnya.
Ia akhirnya ditangkap saat tiba di Inggris pada 2017 ketika ingin liburan. Kemudian, Kaye diekstradisi ke Jerman di mana ia dihukum karena mengganggu sistem IT Deutsche Telekom.
Kaye menangis ketika hakim memutuskan penjara selama 32 bulan di Blackfriars Crown Court, London, Inggris. Hakim Alexander Milne QC mengatakan hacker itu telah melakukan kejahatan finansial.
"Anda adalah seorang pemuda yang cerdas yang tahu apa yang dapat Anda lakukan dengan kelebihan yang dimiliki. Tapi Anda membuatnya semakin mengkhawatirkan karena menggunakannya untuk melakukan hal buruk," ungkap Milne.