Game Horor Belum Bisa Geser Moba
VIVA – Munculnya game bergenre horor seperti DreadOut, agaknya belum bisa menggeser game Multiplayer Online Battle Arena atau Moba. Apalagi e-Sport akan menjadi salah satu pertandingan SEA Games di Filipina akhir tahun mendatang.
"Kalau game spesifik horor sih sebenarnya akan selalu ada. Tetapi bukan jadi major. Yang sekarang kalau kita ngomongin game, lebih ke kompetitif gaming, di 2019 masih akan kayak gitu," kata CEO Digital Happiness dan Game Creator, Rahmat Imron, di Media Gathering DreadOut, Jakarta, Rabu, 2 Januari 2019.
Moba game sendiri beberapa di antaranya adalah Dota, Mobile Legend, dan Arena of Valor.
Presiden perusahaan distributor game Lyto, Andi Suryanto, juga mengatakan hal yang sama. Namun diketahui game horor sempat mengalami peningkatan di Indonesia sejak pertengahan 2018 lalu.
Menurut Andi, game Moba sangat luar biasa. Apalagi dengan masuk Sea Games, membuktikan bahwa jenis permainan ini sangat digandrungi masyarakat Asia Tenggara.
"Pasti (Moba jadi tren di 2019). Itu tren saya rasa masih cukup panjang di Asia Tenggara," katanya.
Sementara itu, Rahmat mengatakan pihaknya masih akan berkutat untuk permainan bergenre horor. Alasannya, masih banyak urban legend yang bisa dikembangkan pihaknya.
DreadOut merupakan game yang dikembangkan Digital Happines dengan genre horor yang difokuskan untuk pasar internasional. Itulah mengapa game ini memiliki karakter pocong yang memegang celurit.
"Pocong berclurit memang waktu kita adakan test market, bule melihat kalo pocong loncat-loncat itu lucu. Mereka melihat apa nih? Dibilangnya badut gitu. Akhirnya kita re-desain jadi berclurit, kita tambah juga cerita ada apa sih dengan pocong ini, biar mereka juga tahu dan merasa takut," kata dia. (ann)