Metana Tiba-tiba Menghilang dari Planet Mars
- www.pixabay.com/Aynur_zakirov
VIVA – Gas Metana di Planet Mars tiba-tiba menghilang. Padahal, beberapa waktu lalu, para peneliti mendeteksi adanya senyawa tersebut di planet merah itu.
Dilansir dari Digital Trends, Senin, 31 Desember 2018, sebuah misi bernama The ExoMars Trace Gas Orbiter ini tidak menemukan adanya Metana hingga titik deteksi sensitif, yaitu 50 bagian per triliun.
Trace Gas Orbiter, yang terus mengkoleksi data hingga 2022, ini melakukan proyek untuk melihat gas, awan, dan debu yang terkandung. Mereka menggunakan instrumen yang disebut Nomad atau Nadir and Occultation for Mars Discovery.
Tim Nomad lalu mengkonfirmasi bahwa tidak menemukan jejak metana di Planet Mars. Senyawa tersebut merupakan salah sau elemen dasar untuk kehidupan dan menjadi bukti sebuah planet dapat dihuni.
Hal ini berbeda dengan temuan robot penjelajah Mars milik Badan Antariksa Amerika Serikat atau NASA bernama Curiosity. Robot itu menemukan ada Metana di Mars meskipun temuan itu tidak selalu konsisten. Curiosity menemukan tingkat fluktuasi musiman dari gas di atmosfer.
Pemimpin instrumen penginderaan metana Curiosity, Chris Webster mengatakn bahwa temuannya akan direkonsiliasi. Hal ini karena tim peneliti membutuhkan waktu enam bulan sebelum mereka mendeteksi lonjakan metana sebagai bagian siklus senyawa itu di Mars.
Siklus Metana di Mars dipercaya berasal dari 'microseeps' pada permukaan planet. Proses itu adalah saat gas-gas bermuatan kecil mengalir keluar melalui batuan.
Dengan hipotesis itu diperkirakan bahwa metana berasal dari perut Planet Mars. Didukung oleh data dari Trace Gas Orbiter yang menunjukkan tidak ada jejak metana yang jatuh dari atmosfer.