Gawat, Isi Pesan Pribadi di Facebook 'Dijual' ke Netflix dan Spotify

CEO Facebook Mark Zuckerberg.
Sumber :
  • News Room Facebook

VIVA – Sementara skandal privacy yang menyeret Facebook masih dalam proses pengadilan, baru-baru ini New York Times mengungkapkan fakta yang tak kalah mengejutkan.

Ekspresi Datar Naik Wahana Ekstrem, Bikin Sutisna Jadi 'Ikon' Lagu Terbaru Bernadya

Pada Selasa kemarin, New York Times membeberkan temuan bahwa Facebook telah memberi akses pada perusahaan teknologi terbesar di dunia untuk melihat data pribadi pengguna, termasuk di fitur Messenger.

Hal itu termaktub dalam perjanjian praktik berbagi data jaringan sosial antar perusahaan teknologi. Seperti dilansir dari Ars Technica, Rabu 19 Desember 2018, temuan New York Times itu berupa ratusan dokumen yang dibuat pada tahun 2017, oleh sistem internal perusahaan.

5 Mesin Pencari Penantang Google, Nomor Terakhir Masih Hidup

Pertukaran data itu dimaksudkan agar menguntungkan semua orang. Perusahaan-perusahaan teknologi yang terlibat juga menggarisbawahi bagaimana data pribadi pengguna telah menjadi komoditas paling berharga di era digital, dan diperdagangkan dalam skala besar oleh perusahaan paling kuat di Silicon Valley dan sekitarnya.

Perusahaan mana saja yang terlibat? Menurut keterangan, Bing dari Microsoft diberi akses untuk melihat nama-nama hampir semua teman pengguna Facebook tanpa persetujuan.

Viral Tiga Oknum Guru di Bengkulu Selatan Tega Marahi Murid SD Demi Konten Facebook

Netflix dan Spotify dapat membaca pesan pribadi pengguna Facebook. Perusahaan Sony, Amazon dan Yahoo juga ikut disebut dalam aliran data pribadi pengguna Facebook.

"Beberapa mitra terbesar, termasuk Amazon, Microsoft dan Yahoo, mengatakan mereka telah menggunakan data dengan tepat, tetapi menolak untuk mendiskusikan transaksi berbagi secara detail," New York Times melaporkan.

Setelah laporan Times itu, salah seorang Senator AS dari Hawaii, Brian Schatz (D-Hawaii) mengungkapkan 'rasa frutrasi'-nya di Twitter:

"(Kasus) itu tak kunjung jelas. Kita butuh hukum privasi federal. Mereka (perusahaan teknologi) tak akan pernah menjadi sukarelawan untuk melakukan hal yang benar. FTC perlu diberdayakan untuk mengawasi teknologi besar."

Sementara itu, juru bicara Facebook, Katy Dormer menolak untuk memberi Ars Technica salinan dokumen seperti yang diterima New York Times. Tetapi ia tak menyanggah atau membantah laporan surat kabar tersebut. (dhi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya