Ilmuwan Klaim Piramida Tertua Ada di Indonesia

Ilustrasi/Situs megalitikum Gunung Padang
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Zabur Karuru

VIVA – Situs Gunung Padang yang terletak di Cianjur, Jawa Barat, belakangan ini menjadi sorotan ilmuwan dunia. Dalam studi baru yang dipresentasikan pada pertemuan musim gugur di Washington DC, pekan lalu, tim peneliti dari Indonesia menyampaikan data yang mengungkap bahwa Gunung Padang sebenarnya adalah situs struktur tertua yang dikenal di dunia piramida.

Sejarah Bisnis Ferrari: Dari Lintasan Balap hingga Menjadi Legenda Otomotif

Penelitian mereka, yang telah dilakukan selama beberapa tahun, menunjukkan bahwa Gunung Padang bukanlah bukit, seperti yang selama ini kita pikirkan. Akan tetapi, ia sebenarnya adalah serangkaian struktur kuno berlapis dengan fondasi yang berusia sekitar 10.000 tahun (atau bahkan lebih tua). Demikian seperti VIVA kutip dari Live Science, 18 Desember 2018.

"Studi kami membuktikan bahwa struktur tidak hanya mencakup bagian atas, tetapi juga meliputi sekitar lereng yang membentang setidaknya seluas 15 hektar," tulis peneliti dalam abstrak.

Forum G20 di Brasil, Fadli Zon Serukan Repatriasi Artefak Budaya untuk Pemulihan Keadilan Sejarah

"Strukturnya tidak hanya dangkal tetapi berakar lebih dalam," tambahnya.

Tim ilmuwan juga menjelaskan lapis demi lapis yang terdapat di Gunung Padang. Bagian paling atas dari peninggalan kebudayaan Megalitikum ini, disebutkan peneliti, terdiri dari kolom-kolom batu, dinding, lorong, dan ruang-ruang.

Dinilai Sebagai Alat Propaganda Soeharto, KontraS Minta Penayangan Film G30S/PKI Dihentikan

Pada lapisan kedua, sebelumnya telah disalahartikan sebagai pembentukan batuan alami, tetapi sebenarnya adalah susunan lain dari batuan kolumnar yang disusun dalam struktur matriks.

Selanjutnya lapisan ketiga, berisi rongga bawah tanah besar atau bilik-bilik, yang memanjang sampai kedalaman 15 meter, dan ini berada di atas lapisan terendah (keempat).

Lapisan keempat sendiri, terbuat dari batuan basal 'lava lidah', entah bagaimana dimodifikasi atau diukir oleh tangan manusia.

Untuk menganalisa situs tersebut, peneliti menerapkan kombinasi metode survei, termasuk radar penetrasi tanah (GPR), tomografi seismik, dan penggalian arkeologi. Tim mengatakan Gunung Padang bukan hanya struktur buatan, tetapi serangkaian beberapa lapisan yang dibangun pada zaman prasejarah berturut-turut.

Menurut pimpinan peneliti, ahli geofisika Danny Hilman Natawidjaja dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, kemungkinan situs Gunung Padang ini memiliki kaitan dengan basis keagamaan.

"Ini adalah kuil yang unik," kata Danny Hilman kepada Live Science.

Akan tetapi, tidak semua orang yakin. Temuan Danny dan tim tersebut masih dianggap kontroversi. Sejumlah besar arkeolog bersikap skeptis dan mengkritik metode mereka.

Namun jika temuan itu benar, ia turut memberi pandangan bagi ilmu pengetahuan tentang masyarakat kuno yang masih menyimpan banyak misteri.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya