Bekraf Sebut 2 Masalah Dalam Kembangkan Ekonomi Kreatif RI
- VIVA/Tasya Paramitha
VIVA – Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) di Indonesia merupakan pihak yang cukup concern dalam isu dan perkembangan dunia startup di Indonesia. Perusahaan rintisan dianggap sebagai salah satu upaya untuk mendorong tumbuhnya ekonomi kreatif di Indonesia.
Kepala Bekraf, Triawan Munaf, menyebut jika Indonesia memiliki dua masalah dalam mengembangkan ekonomi kreatif. Selain belum tersedianya ekosistem yang mendukung, juga masih kurangnya pemasaran secara profesional.
Hal ini diungkap Triawan saat memberikan sambutan dalam perayaan Hari Ulang Tahun yang ke-25 Masyarakat Telematika (Mastel) di Jakarta, 13 Desember 2018. Bersamaan dengan itu, Mastel menggelar juga Digital Innovation Festival dan Mastel Digital Inclusion Award 2018.
Triawan Munaf merupakan satu dari 4 orang yang menerima penghargaan Master Digital Inclusion Award 2018. Adapun 3 menteri lainnya yang menerima penghargaan serupa adalah Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menkominfo Rudiantara, dan Menteri BUMN Rini Soemarno.
Sementara untuk korporasi yang menerima penghargaan adalah Telkom, BRI, dan BukaLapak. Untuk fintech Amartha dan Crowde, kategori non-fintech (TaniHub). Kategori pemerintah daerah tingkat II diraih Kabupaten Sragen dan Kabupaten Kutai Kartanegara.
"Seperempat abad, kami melihat peran inovasi sangat penting bagi pembangunan ekonomi suatu bangsa. Ada hubungan statistik yang jelas antara inovasi dengan peningkatan standar hidup masyarakat," ungkap Ketua Umum Mastel Kristiono, dalam keterangannya, Sabtu, 15 Desember 2018.
Pada sambutan berikutnya, Menkominfo Rudiantara juga menegaskan peran Mastel yang memiliki posisi strategis bagi pemerintah.
"Mastel tetap menjadi mitra pemerintah yang mendisrupsi ekosistem dan dirinya," katanya.