Promosikan Destinasi Wisata, Bos Twitter justru Dikatai Tuli
- BusinessInsider
VIVA – Pendiri dan Kepala Eksekutif Twitter, Jack Dorsey, mendapat kritikan karena dinilai mempromosikan Myanmar sebagai negara destinasi wisata.
Dorsey, seperti dikutip dari The Guardian, Senin 10 Desember 2018, memosting sejumlah seri tweet soal Myanmar, kemarin. Ia menginformasikannya kepada 4 juta follower tentang perjalanannya ke Myanmar utara untuk retret selama 10 hari.
Akibat tweet tersebut Dorsey disemprot. Ia dituding tuli karena mengabaikan krisis kemanusiaan Muslim Rohingya di Myanmar.
"Anda seharusnya tidak memikirkan diri sendiri sampai lupa menyebutkan negara di mana militer telah melakukan pembunuhan dan pemerkosaan massal, serta memaksa ratusan ribuan orang mengungsi?" kata Direktur Media Organisasi Human Rights Watch Eropa, Andrew Stroehlein, dalam cuitannya di Twitter.
Ini bukan kali pertama Dorsey menerima kritikan pedas. Sebelumnya, bos Twitter itu juga dikritik setelah mengganggu nasionalis Hindu dan anggota kasta Brahmana di India. Ia terlihat berpose dengan plakat yang bertuliskan 'Smash Brahminical Patriarchy'.
Sejumlah kritik juga merujuk pada platform media sosial pesaing Facebook ini yang telah memainkan peran dengan penyebaran misinformasi terhadap krisis Rohingya.
Pada November kemarin, Facebook setuju untuk mencegah berita bohong atau hoax terhadap kekerasan yang terjadi di di Myanmar.
Sekitar 700 ribu pengungsi Rohingya harus mengungsi dari Myanmar pada tahun lalu. Junta militer juga dituduh melakukan genosida terhadap kelompok etnis di negara bagian Rakhine tersebut. (ann)