Kawasan TOD Dorong Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau

Salah satu pemanfaatan dari ruang terbuka hijau.
Sumber :
  • Dok. Istimewa

VIVA – Pengembangan Transit Oriented Development (TOD) atau Kawasan Berorientasi Transit merupakan penjabaran dari konsep Smart Growth City, yang merupakan gabungan antara pengunaan lahan dengan sistem transportasi.

Ke depannya, pengembangan TOD mengintensifkan rasio luas lantai, menambahkan ruang terbuka hijau, dan meningkatkan desain yang berorientasi pada transit dan pejalan kaki.

Berdasarkan data yang diolah menyebutkan bahwa ruang hijau di Jakarta harus mencapai 30 persen. Namun, saat ini hanya menyentuh 9 persen.

Data Badan Pusat Statisik menyebut jumlah penduduk DKI Jakarta pada 2015 mencapai 10,18 juta jiwa. Kemudian, meningkat menjadi 10,28 juta jiwa pada 2016, dan bertambah menjadi 10,37 juta jiwa pada 2017.

Salah satu cara untuk mengatasinya menerapkan pola rumah susun atau apartemen, sehingga lahan yang tersisa bisa dimanfaatkan untuk ruang terbuka hijau atau taman kota.

Pembangunan transportasi massal LRT

Pembangunan jalur LRT.

Menurut Direktur Utama PT Adhi Commuter Properti, Amrozi Hamidi, pengembangan hunian berbasis TOD untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan tempat tinggal yang terintegrasi dengan sistem transportasi massal.

Seorang Pria Ditemukan Tewas Diduga Jatuh dari Atas Apartemen di Kelapa Gading

Salah satu proyek berbasis TOD yang dikembangkan oleh Adhi Commuter Properti adalah LRT City Urban Signature, yang berada di sisi Stasiun LRT Ciracas Jakarta Timur.

Kawasan seluas 6,2 hektare ini diklaim Amrozi mengadopsi prinsip dasar pengembangan TOD. Pertama, Walkable, di mana area yang dikembangkan mudah dijangkau dengan berjalan kaki atau bersepeda.

Wanita Pembuang Bayi dalam Kloset Apartemen Ditangkap

"Kedua, Shift and Transit. Yaitu, penghuni bisa mengalihkan penggunaan kendaraan pribadi ke transportasi umum massal," kata dia, kala berbincang dengan VIVA dan beberapa media, Minggu, 2 Desember 2018.

Selanjutnya atau ketiga adalah Connect. Kawasan ini dikembangkan dengan menciptakan jaringan jalan yang saling terhubung.

Ngeri, Tangan Bayi Keluar dari Kloset Penghuni Apartemen di Pluit

Keempat, Densify, yakni pengoptimalan kepadatan lahan dengan perencanaan bangunan vertikal, serta mixed-use development, untuk mengoptimalisasi tata guna lahan.

Pada kesempatan yang sama, Project Director LRT City Urban Signature, Taufiq Hardiyansyah menuturkan, kawasan ini mengoptimalkan penggunaan angkutan massal, seperti LRT, serta mengutamakan jalur pejalan kaki dan sepeda.

Ilustrasi ruang terbuka hijau di lahan terbatas

Pemanfaatan ruang terbuka hijau.

"Kawasan ini juga akan dikembangkan dengan konsep Urban Oasis, di mana kawasan ini akan menjadi oasis yang menyegarkan di tengah hiruk-pikuk dan padatnya kota Jakarta," jelasnya.

Taufiq mengaku, salah satu penerapan konsep tersebut, adalah adanya “Green Belt” di antara tower-tower apartemen. Dengan luas lahan 312,4 meter persegi, green belt akan menjadi public outdoor activity.

Selain prinsip TOD, LRT City Urban Signature juga mengembangkan lima tower apartemen. Tahap pertama akan dikembangkan dua tower, yakni Azure yang total unitnya sebanyak 1.087, dan Beige dengan total unit sebanyak 543.

"Sejak proyek ini kami luncurkan, hingga sekarang, telah terjual 49 persen. Kami yakin untuk 2 tower ini akan sold out di tahun 2019, yang selanjutnya diserahterimakan ke pembeli bulan Maret 2021," papar Taufiq.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya