Negara Boleh Maju, tapi Anak Justru Kendalikan Orangtua
- Pixabay
VIVA – Para orangtua di negara maju seperti Inggris mengaku telah melanggar perjanjian dengan bank untuk membelikan ponsel atau gawai (gadget) paling modern untuk anak-anaknya.
Lebih dari setengah orangtua yang melakukan survei di negeri Ratu Elizabeth II itu berjuang untuk mendapatkan teknologi paling terbaru, hanya untuk menyenangkan anak mereka.
Dilansir dari Mirror, Sabtu, 1 Desember 2018, dari dua ribu orangtua yang mengikuti survei, sepertiganya mengaku menyerahkan uang kepada anaknya untuk membeli ponsel terbaru.
Lalu, 37 persen menghemat sepanjang tahun agar anaknya dapat memiliki gadget dengan teknologi yang sama seperti teman kencannya.
Faktanya, 8 dari 10 orangtua merasa tertekan. Kemudian, 7 dari 10 orang menolak membeli merek baru karena memiliki harga yang sangat tinggi.
Penelitian ini dilakukan oleh MusicMagpie, mereka mengatakan bahwa teknologi bergerak dengan kecepatan yang menakutkan.
"Apa yang pernah menjadi ujung tombak industri akan menjadi usang hanya dalam hitungan bulan. Bahkan, ada kasus yang hanya berminggu-minggu," kata juru bicara MusicMagpie, Liam Howley.
Ia melanjutkan cukup sulit mengikuti kemajuan teknologi terbaru, terlebih jika semua peralatan ingin ditingkatkan. Survei ini juga menunjukkan bahwa 7 dari 10 orang Inggris percaya bahwa teknologi merupakan sesuatu yang terlalu mahal untuk anak-anak.
Oleh karena itu, lanjut Howley, mereka membelikanya setiap 18 bulan sekali. Namun, ketika mereka membeli gadget bekas, orangtua akan menyembunyikan fakta dari anaknya itu agar mereka tidak malu.
Hampir 4 dari 10 orangtua tidak ingin anaknya tahu bagaimana perjuangan mereka mendapat ponsel terbaru. Orangtua yang membeli gadget bekas telah menghemat 102 poundsterling, dibanding harus membeli ponsel baru.
Mayoritas orangtua berpikir anaknya tidak akan mengetahui kebohongan itu. Lalu, dua dari lima orangtua tidak mengetahui perbedaan antara perangkat baru dan bekas.