Bicara Teknologi 5G, Smartfren: Tenang, Masih Lama Penerapannya
- Computerworld
VIVA – Operator telekomunikasi PT Smartfren Telecom Tbk mengaku tidak terganggu dengan gembar gembor teknologi 5G. Mereka justru tetap fokus pada pengembangan jaringan.
"Kita enggak terganggu. Mau itu 5G atau enggak. Kita masih fokus meningkatkan kualitas layanan dan pengembangan jaringan," kata Chief Brand Officer Smartfren, Roberto Saputra, di Jakarta, Kamis, 29 November 2018.
Ia mengaku sangat agresif untuk mewujudkan keinginan mengembangkan jaringan. Itulah mengapa mereka berani mengeluarkan paket unlimited di tahun ini.
Selain itu juga mereka mengejar untuk menambah pelanggan Smartfren yang ada, di mana tahun ini pelanggan Smartfren tercatat mencapai 13,5 juta orang.
Roberto menegaskan jaringan 5G masih agak lama penerapannya di Indonesia. "Sekitar 2-3 tahun lagi baru ada pembicaraan lebih serius soal jaringan ini," jelas dia.
Salah satu pertimbangan lamanya penerapan 5G di Indonesia adalah karena penetrasi penggunaan teknologi 4G masih belum mencapai 90 persen.
"Karena begini, untuk jaringan baru 5G kita butuh handset. Nah, handset-nya belum ada. Sekarang, sebagai provider belum bisa bikin jaringan kalau handset-nya enggak ada," kata Roberto.
Selain itu, ia menuturkan, ketika handset 5G sudah ada, pertanyaan berikutnya apakah masyarakat mau membayar lebih? Sebab, perangkat akan masih mahal ketika handset 5G sudah tersedia.
Roberto mengaku jika Smartfren sudah masuk ke era teknologi 4G+. Namun, ia menyebut masih butuh waktu untuk bisa komersial dengan 5G.
Jaringan yang digunakan saat ini untuk memenuhi satu demi satu syarat menuju 5G. Lalu, yang paling penting, kata Roberto, apakah masyarakat sudah benar-benar butuh apa belum 5G?
"Cuma itu saya bisa pastikan dari sisi peta jalan teknologi bahwa kita sudah siap ke arah sana," ungkapnya.