Tangkal Hoax di Medsos dengan Siskamling Digital
- Dok. VIVA
VIVA – Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) hadir meramaikan acara Netizen Fair 2018 yang digelar oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika di Senayan, Jakarta, Jumat, 23 November 2018. Dalam sesi talkshow, Mafindo menyampaikan ingin masyarakat melakukan 'siskamling digital' di dunia maya.
Ketua Masyarakat Anti Fitnah Indonesia, Septiaji Eko Nugroho mengatakan bahwa siskamling digital sendiri dapat terlaksana apabila netizen Indonesia dapat berpikiran terbuka dan punya pola pikir yang kritis.
"Ada beberapa dampak yang bisa kita terima jika media sosial digunakan untuk hal yang keliru, seperti menyebarkan hoax atau berita tidak benar. Informasi negatif dapat membuat semua orang tidak tenang karena mengandung unsur sesat dan dapat merugikan," katanya.
Misalnya beberapa waktu lalu, hoax penculikan anak tersebar di media sosial, kemudian membuat resah masyarakat. Apalagi isu tersebut dikaitkan dengan penjualan organ.
"Selanjutnya adalah isu mengenai vaksin yang disebut dibuat oleh Yahudi dengan tujuan merusak Islam, sehingga terbentuklah kaum anti vaksin. Ada yang sengaja membuat berita tersebut supaya masyarakat tidak mau vaksin," katanya.
Dampak dari anti-vaksin, tersebarnya virus rubella di Kalimantan Selatan dan kemungkinan akan menimpa Aceh. Masyarakat di sana diketahui aktif menyebarkan hoax mengenai informasi kesehatan.
Jika masyarakat menerima suatu informasi yang kebenarannya diragukan, Aji memberi saran untuk memanfaatkan beberapa tools yang sudah teruji keabsahannya. Contohnya seperti situs cekfakta.com, turnbackhoax.id, dan aplikasi di Google Play Store yang bernama Hoax Buster Tools (HBT).