Ingat, Hindari Anak Jadi 'Generasi Nunduk'
- VIVA/Misrohatun Hasanah
VIVA – Rata-rata masyarakat Indonesia menghabiskan waktunya selama sembilan jam per hari untuk berselancar di internet. Dari 262 juta jiwa penduduk, ada 143 juta jiwa yang menggunakan internet. Artinya lebih dari setengah populasi yang menghabiskan sembilan jam waktunya di dunia maya.Â
Salah satu aktivis Indonesia Child Online Protection (ID-COP), Donny BU dalam talk show Netizen Fair 2018, yang bertajuk 'Penanganan Eksploitasi Anak di Ranah Daring' mengatakan, dari total keseluruhan yang bermain internet, tiga jam digunakan di ranah media sosial.Â
"Teknologi memang dikatakan sangat membantu manusia. Saat ini kalau masyarakat sedang berkumpul baik bersama keluarga maupun teman, pasti sebagian besar bergantung dengan gawai. Secara tidak sadar kita menjadi 'generasi nunduk' dan ini bahayanya untuk anak yang belum cukup umur," katanya di Jakarta, Jumat 23 November 2018.
Melihat lingkungan sekitar yang tenggelam dengan dunia maya, membuat anak yang belum cukup umur juga ikut terpapar. Terlebih lagi ada beberapa orang dewasa yang secara asal memberi ponsel kepada anak.Â
"Kita yang sudah dewasa tidak peduli yang lebih kecil itu mau ngapain. Mereka tahunya kan hanya untuk main saja. Kita harus lebih selektif. Semakin kita tidak peduli, risiko kejahatan akan lebih besar," ujarnya.Â
Cyberbullying merupakan intimidasi yang terjadi di dunia maya. Terkadang kasus ini tidak akan pernah disadari sebelum korbannya jatuh. Media yang digunakan untuk menyerang ialah gadget. Intimidasi dilakukan dengan memanfaatkan identitas anonim.Â
"Biasanya korban enggak berani lapor karena mereka tidak punya posisi yang kuat. Banyak anak di bawah umur di Amerika yang bunuh diri. Mereka melakukan itu karena kadung depresi dan orang terdekatnya terlambat untuk menangani itu," ujarnya.Â
Masalah lainnya yakni pelanggaran privasi yang berujung persekusi. Ada suatu kasus di mana seorang anak mengejek terhadap suatu organisasi. Lalu mereka yang merasa dilecehkan mencari informasi pribadi anak tersebut melalui media sosial, hingga terjadilah persekusi.Â
Dalam konteks ini, peran penting orang dewasa dalam memberi batasan-batasan anak saat mereka telah terpapar internet. Selain mengajarkan bijak menggunakan internet, anak-anak juga harus tahu ranah privasi yang tidak boleh sembarang mereka sebarkan.