Setelah Pembalut Wanita, Kini Muncul Mabuk Deodoran
- Istimewa
VIVA – Setelah marak mabuk karena menghisap pembalut wanita di Indonesia beberapa waktu lalu, kini muncul tren mabuk deodoran atau obat ketiak. Hal ini terjadi di Amerika Serikat di mana seorang remaja berusia 19 tahun diketahui menghirup deodoran agar bisa mabuk. Alhasil, remaja tersebut meregang nyawa.
Mengutip situs Mirror, Senin, 19 November 2018, menurut sebuah laporan yang diterbitkan BMJ menyebutkan bahwa menghirup deodoran menyebabkan 125 kematian setiap tahunnya di Amerika Serikat.
Penyalahgunaan itu datang dalam tiga bentuk yakni dihirup langsung, menghirup lewat sepotong pakaian, dan melibatkan sebuah balon. Dalam sebuah studi kasus, remaja yang tidak disebutkan identitasnya itu menaruh handuk di atas kepalanya dan menghirup bau yang disebabkan semprotan dari deodoran.
Lalu, efek sampingnya menjadi hiperaktif sebelum akhirnya mengalami serangan jantung. Paramedis berusaha untuk menyadarkannya, namun remaja tersebut akhirnya meninggal dunia di rumah sakit. Sayang, peneliti hanya menyoroti satu kasus saja.
Faktanya, rumah sakit sering mengobati pasien lain karena kasus yang sama, setidaknya selama 40 tahun. "Zat beracun yang paling utama jika menghirup deodoran adalah Butana. Itu salah satu hidrokarbon yang biasa digunakan untuk bahan bakar pada produk rumah tangga," demikian keterangan tertulis.
Mereka melanjutkan bahwa hidrokarbon adalah lipofilik atau lemak yang tidak larut. Oleh karena itu, dengan mudah menghalangi darah yang mengalir ke otak.
Butana larut ke dalam jaringan dengan kandungan lemak tinggi seperti sistem saraf, jaringan lemak, hati dan ginjal. Penyalahgunaan zat ini menjadi salah satu metode yang masih langka untuk digunakan sebagai pengganti obat-obatan. (ase)