Sempat Dicaci, Konsep Aplikasi TikTok Banyak Ditiru
- Twitter/@tiktok_japan
VIVA – Aplikasi video pendek, TikTok, diklaim mengambil waktu online masyarakat di China hampir sebesar sembilan persen, tumbuh sekitar 5,2 persen dari tahun 2017. Hal ini menurut perusahaan analisis aplikasi, QuestMobile.Â
Aplikasi yang berada di bawah naungan ByteDance itu telah menjadi populer karena berhasil menjadikan seseorang yang pemalu menjadi lebih percaya diri.
Dikutip melalui laman TechCrunch, Rabu, 7 November 2018, adanya platform ini membuat pengguna yang tidak bisa melakukan pengeditan menjadi mahir dalam menambahkan fitur dan musik untuk membumbui kreativitas.Â
Menurut CBNData, pada 2013 kurang dari 40 persen pengguna smartphone memanfaatkan ponsel-nya untuk membuat video pendek. Namun sejak 2017 rasio melonjak tajam menjadi 80 persen. Awalnya memang hanya digunakan untuk generasi muda, namun kini para orang tua juga telah menikmati itu.
Masyarakat usia 50 tahun ke atas menghabiskan setidaknya 50 menit per hari dengan aplikasi video pendek, sedangkan tahun lalu hanya sekitar 17 menit. Aplikasi video seperti TikTok memang tidak secara langsung berkompetisi dengan WeChat, karena keduanya memang memiliki layanan yang berbeda.
Namun penggunaan layanan pesan instan telah memudar di tengah popularitas aplikasi video. Tidak heran bagaimana bos Tencent, induk dari WeChat, terlibat pertikaian online dengan bos ByteDance mengenai plagiarisme dan pemblokiran TikTok dari WeChat.
Sejak April lalu, Tencent telah meluncurkan sejumlah aplikasi untuk menyaingi TikTok, namun sejauh ini tidak ada yang mampu mendekati pengguna aktif yang mencapai 500 juta per bulan. Belum termasuk 100 juta pengguna Musical.ly yang bergabung pada akhir 2017 lalu.
Tahun ini, platform video pendek telah mendaki peringkat app store di seluruh dunia. Bahkan menjadi lebih cepat karena penggabungan Musical.ly. Bukan hanya Tencent yang berniat menyaingi, Facebook juga sedang membangun tiruan TikTok.