Begini Desain Rumah di Planet Mars, Ada Taman dan Gym
- Natgeo
VIVA – Planet Mars selama ini diharapkan dapat menjadi rumah kedua bagi manusia, setelah Bumi. Para ilmuwan selama beberapa tahun terakhir, telah melakukan penelitian dan observasi terhadap planet Merah itu.
Jika hidup di planet Mars benar-benar dapat terealisasi, mungkin sebagian orang berpikir bahwa akomodasi di sana akan terbatas di tingkat dasar. Dengan kata lain, jauh dari kemewahan seperti yang didapatkan di Bumi.
Namun, para ahli memprediksi bahwa hal itu tidak akan terjadi. Sebaliknya, tinggal di planet Mars bisa jadi potensial untuk memiliki gaya hidup yang layak.
Dilansir melalui situs Mirror, Rabu 7 November 2018, ahli perilaku manusia dari University of Pennsylvania, Mars Stephen Petranek dan Profesor David Dinges, membuat tiga desain rumah di planet Mars. Proyek tersebut dibuat dalam rangka merayakan peluncuran seri kedua Mars di National Geographic.
Masing-masing desain itu, pertama, berupa apartemen untuk profesional muda. Tempat tinggal tersebut akan memiliki taman, jendela-jendela yang gelap, dan atap yang diisi air. Menurut para ahli harganya bisa mencapai £350 ribu atau sekitar Rp7 miliar.
Berikutnya, ialah rumah untuk keluarga yang dibangun lengkap dengan garasi. Ada pula beranda bergaya konservatori atau ruang kaca untuk memelihara tanaman. Rumah tersebut dibanderol £650 ribu atau sekitar Rp12 miliar.
Para ahli juga memprediksi akan adanya rumah mewah di planet merah itu. Dibanderol £2,5 juta atau sekitar Rp48 miliar, rumah ini terdapat beberapa fasilitas, seperti gym, spa, carport, bahkan ruang bermain.
National Geographic bahkan mensurvei 2.000 orang mengenai kesediaan hidup di sana. Menariknya, 10 persen responden bersedia pindah sekalipun kesempatan itu baru kemungkinan dapat diwujudkan suatu hari nanti. Lalu, 15 persen lagi berpendapat membeli properti di Mars lebih menarik daripada di Bumi.
"Pada akhirnya, hidup di Mars harus tampak lebih menarik, sehingga lebih banyak orang yang tertarik hidup di sana. Saat kami membuat prediksi ini, kami bertanya-tanya desain apa yang akan kami terapkan, ketika ratusan ribu orang akhirnya pindah ke Planet Merah," ujar Petranek. (asp)