Badan Siber Siaga 24 Jam Amankan IMF-World Bank dari Hacker

Kepala Badan Siber dan Sandi Negara, Djoko Setiadi.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Amal Nur Ngazis

VIVA – Salah satu aspek keamanan yang ditingkatkan selama pertemuan IMF-World Bank 2018 di Nusa Dua, Bali, adalah dunia maya. Sebab, pertemuan akbar yang dihadiri delegasi dari 129 negara itu ternyata rentan terhadap serangan siber.

PSSI dan FIFA Kunjungi 13 Stadion Guna Penuhi Standar Internasional

Kepala Badan Siber dan Sandi Negara, Djoko Setiadi, mengaku telah mengantisipasi keamanan siber selama pertemuan tahunan itu digelar.

“Keamanan siber untuk IMF-World Bank sudah jelas kita siap 24 jam penuh mengamankan pertemuan IMF-World Bank dari serangan hacker,” kata Djoko, saat membuka CodeBali 2018 Conference di Hotel Padma Resort Legian, Bali, Rabu 10 Oktober 2018.

Berencana Liburan Akhir Tahun ke Luar Negeri? Ini Negara dengan Nilai Tukar yang Menguntungkan!

Pada sisi lain, ia menuturkan, CodeBali merupakan pertemuan internasional tahunan yang dihadiri oleh pakar IT (Informasi Teknologi), peneliti, dan sejumlah pihak lainnya.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran pentingnya keamanan siber dalam menghadapi berkembangnya ancaman yang menyasar infrastruktur internet.

Pemerintah Resmi Naikkan PPN 12 Persen, Simak Alasan dan Ketentuannya

CodeBali, Djoko melanjutkan, merupakan rangkaian kegiatan simulasi ethnical hacking, keamanan jaringan komputer, penanganan insiden dan kejahatan siber, konferensi, forum diskusi berbagi informasi, pelatihan dan pameran terkait keamanan siber.

Sementara itu, Djoko mengakui pertemuan ini juga dihadiri para hacker dari berbagai negara lain di kawasan Asia. "Pertemuan ini penting untuk dilakukan untuk pengamanan siber," papar dia.

Untuk keamanan siber, Djoko menyebut bukan hanya kepentingan Indonesia tetapi juga menjadi kebutuhan negara-negara lain di dunia.

Perang Teknologi China dan Amerika Serikat (AS).

Lembaga-lembaga Penting di Asia Tenggara jadi Target Kelompok Hacker yang Berbasis di Tiongkok?

Aktifitas spionase tersebut terutama menargetkan lembaga pemerintah, penyedia infrastruktur penting, dan industri utama, termasuk telekomunikasi, pertahanan, dan energi.

img_title
VIVA.co.id
20 Desember 2024